I. JUDUL : PENGUKURAN BEBERAPA PARAMETER LINGKUNGAN
II.
TUJUAN :
1.
MEMAHAMI INTERAKSI TUMBUHAN DENGAN
MIKROKLIMAT
2.
MEMAHAMI INTERAKSI TANAH DENGAN TUMBUHAN DIATASNYA
III. LOKASI PRAKTIKUM : FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU
POLITIK
UNIVERSITAS HALU OLEO
IV.
HARI/
TANGGAL : MINGGU
/ 19 APRIL 2015
V.
NAMA
/STAMBUK : ALJIZAT
IRIANTO/ A1C2 12 034
A. PENDAHULUAN
Makhluk
hidup dapat melangsungkan hidupnya jika makhluk hidup tersebut mampu beradaptasi
dengan lingkungannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan dapat berupa
suhu, cahaya, temperatur dan lain sebagainya. Faktor-faktor ini juga merupakan
komponen abiotik dalam ekosistem (Kimball, 1983: 53). Lingkungan merupakan suatu sistem yang sangat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan organisme. Artinya, tanpa adanya
lingkungan, suatu organisme tidak akan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
Dalam hal ini, faktor lingkungan memegang peranan penting dalam kelangsungan
hidup organisme. Secara garis besar, faktor lingkungan terbagi atas dua, yaitu
faktor biotik dan abiotik. Faktor biotik terdiri atas manusia, hewan, tumbuhan
dan mikroorganisme. Sedangkan faktor-faktor abiotik contohnya adalah tanah,
air, cahaya, udara, suhu, kelembaban, curah hujan, dan lain-lain (Heddy,1986: 90).
Baik
faktor biotik maupun abiotik memberikan pengaruh yang sangat besar bagi suatu
organisme. Sebagai contohnya adalah air yang merupakan faktor lingkungan yang
sangat penting bagi makhluk hidup. Begitu juga dengan tanah, suhu, cahaya,
udara, kelembaban, dan lain-lain. Semuanya merupakan faktor lingkungan yang
sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup (Rahardjanto, 2001: 89).
Faktor
lingkungan abiotik secara garis besar dapat dibagi atas faktor fisika dan
faktor kimia. Faktor fisika antara lain ialah suhu, kadar air, porositas, dan
tekstur tanah. Faktor kimia antara lain adalah salinitas, pH, kadar organik
tanah, dan unsur-unsur mineral tanah. Faktor lingkungan abiotik sangat
menentukan struktur komunitas hewan-hewan yang terdapat di suatu habitat (Suin,
1997: 1).
Suatu
faktor lingkungan abiotik yang berbeda dalam ruang dan waktu, dan terhadap
kondisi ini makhluk memberi tanggapan secara berbeda-beda. Contohnya meliputi
suhu, lengas nisbi, pH, salinitas, kecepatan arus air sungai, dan kadar
pencemar. Suatu kondisi dapat dimodifikasi oleh hadirnya makhluk lain, misalnya
pH tanah dapat berubah oleh hadirnya tumbuhan, suhu dan lengas udara mungkin
berubah di bawah tajuk pohon di hutan (Soetjipta,1993:30).
Cahaya
juga memainkan peranan penting dalam penyebaran, orientasi, dan pembungaan
tumbuhan. Di dalam hutan tropika, cahaya merupakan faktor pembatas dan jumlah
cahaya yang menembus melalui sudut hutan tampak menentukan lapisan atau
tingkatan yang terbentuk oleh pepohonannya. Keadaan ini mencerminkan kebutuhan
tumbuhan akan ketenggangan terhadap jumlah cahaya yang berbeda-beda di dalam
hutan (Ewusie, 1990: 94).
Temperatur
dan kelembaban umumnya penting dalam lingkungan daratan. Interaksi antara
temperatur dan kelembaban, seperti pada khususnya interaksi kebanyakan faktor,
tergantung pada nilai nisbi dan juga nilai mutlak setiap faktor. Temperatur
memberikan efek membatasi yang lebih hebat lagi terhadap organisme apabila
keadaan kelembaban adalah ekstrim, yakni apabila keadaan tadi sangat tinggi
atau sangat rendah daripada apabila keadaan demikian itu adalah sedang-sedang
saja (Odum, 1996: 34).
Berdasarkan
latar belakang diatas, maka perlu diadakan praktikum Pengukuran Parameter
Lingkungan untuk memahami interaksi tumbuhan dengan mikroklimat dan memahami
interaksi tanah dengan tumbuhan diatasnya.
B.
METODE PRAKTIKUM
1. Instrumen Penelitian
a. Alat
Alat
yang digunakan dalam praktikum ini dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel
1. Alat dan fungsinya
No
|
Nama Alat
|
Kegunaan
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
11
|
Alat tulis menulis
Anemometer
Gelas Aqua
Lux meter
Oven
Soilmeter
Parang
Thermohygrometer
Timbangan Ohause
Thermometer
Tabung Corong
|
Mencatat hasi pengamatan
Mengukur kecepatan angin
Tempat tanah
Mengukur intensitas cahaya
Mengeringkan tanah
Mengukur pH tanah dan kelembaban
tanah
Mengambil tanah yang akan diambil
sebagai sampel.
Mengukur curah hujan
Menimbang tanah
Mengukur suhu udara dan suhu tanah
Mengukur curah hujan
|
b.
Bahan
Bahan yang digunkan pada praktikum
ini adalah sebagai berikut:
a. Tanah Ternaung
b. Tanah Terdedah
2. Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada praktikum Pengukuran
Parameter Faktor Lingkungan ini adalah
sebagai berikut :
a. Menentukan lokasi pengamatan,
daerah terdedah dan daerah ternaung.
b. Mengukur parameter-parameter lingkungan di daerah terdedah dan derah ternaung.
c. Pengukuran
suhu udara dan
suhu tanah menggunakan Thermometer. Untuk
kelembaban udara dengan menggunakan Thermohygrometer, faktor angin dengan menggunakan anemometer, intensitas
cahaya dengan menggunakan Lux meter.
d. Pengukuran
pH tanah dengan cara mencampurkan
tanah yang diambil dari daerah terdedah dan ternaung sebanyak 10 gr.
Mencampurkan masing-masing tanah dari kedua daerah tersebut dengan 25 ml
aquades lalu mengukur pH tanah menggunakan kertas lakmus.
e. Mencatat hasil pengukuran pH tanah daerah terdedah dan ternaung.
Selain pH tanah, mengukur juga kadar air tanah di daerah ternaung
dan terdedah dengan cara sebagai berikut:
1) Mengambil lapisan atas tanah pada daerah terbuka sekitar
20 cm sebanyak 100 gr lalu menyimpannya pada botol yang telah
diberikan label.
2) Menggali lagi dengan ke dalam 30 cm dan terlihat tanah yang berwarna kuning,
kemudian mengambil bagian samping
sebanyak 100 gr lalu menyimpannya pada gelas aqua yang telah
diberikan label dengan catatan tanah bagian atas tidak boleh jatuh ke dalam
tanah galian.
3) Mengulangi perlakuan a-b pada daerah ternaung.
4) Membungkus tanah yang diambil pada masing-masing lapisan
sebanyak 100 gr lalu mengeringkannya di dalam oven.
5) Selang 2 hari menimbang berat kering tanah sebanyak 2
kali pada hari yang berbeda.
6) Mencatat hasil pengamatan.
f. Untuk pengukuran curah hujan hanya dilakukan pada daerah
ternaung saja yaitu dengan cara:
a. Menentukan lokasi pengkuran curah
hujan sebanyak 4 lokasi yaitu: Kota
Lama, Puuwatu, Baruga dan wilayah Lapulu.
b. Mengukur curah hujan selama satu bulan dengan menggunakan
Tabung Corong.
c. Mencatat hasil pengukuran masing-masing wilayah.
VI.
HASIL
PENGAMATAN
A. Data Pengamatan Curah Hujan
No.
|
Lokasi
|
Hari/Tgl
|
Curah hujan (ml)
|
1.
|
Kota Lama
|
Minggu/26 April 2015
|
121
|
|
|
Sabtu/02 April 2015
|
45
|
|
|
Minggu/03 April 2015
|
208
|
2.
|
Baruga
|
Minggu/26 April 2015
|
340
|
|
|
Senin/27 April 2015
|
30
|
|
|
Selasa/28 April 2015
|
40
|
|
|
Rabu/29 April 2015
|
10
|
|
|
Kamis/30 April 2015
|
85
|
|
|
Jumat/1 Mei 2015
|
5
|
|
|
Sabtu/2 Mei 2015
|
25
|
|
|
Minggu/3 Mei 2015
|
420
|
|
|
Senin/4 Mei 2015
|
450
|
|
|
Selasa/5 Mei 2015
|
15
|
|
|
Rabu/6 Mei 2015
|
45
|
|
|
Sabtu/9 Mei 2015
|
360
|
3.
|
Puuwatu
|
Selasa/ 12 Mei 2015
|
322
|
|
|
Rabu/ 13 Mei 2015
|
285
|
|
|
Kamis/ 14 Mei 2015
|
122
|
|
|
Sabtu/ 16 Mei 2015
|
64
|
|
|
Jumat/ 22 Mei 2015
|
41
|
|
|
Sabtu/ 23 Mei 2015
|
246
|
4.
|
Lapulu
|
Senin/11 Mei 2015
|
20
|
|
|
Selasa/12 Mei 2015
|
8
|
|
|
Rabu/13 Mei 2015
|
230
|
|
|
Kamis/14 Mei 2015
|
80
|
|
|
Jumat/15 Mei 2015
|
10
|
|
|
Minggu/ 17 Mei 2015
|
3
|
|
|
Jumat/22 Mei 2015
|
81
|
B. Data Pengukuran
Beberapa Parameter Lingkungan di Areal Fisip
No.
|
Parameter
|
Lokasi
|
ternaung
|
terdedah
|
1
|
suhu udara
|
27°C
|
28°C
|
2
|
suhu tanah
|
28°C
|
29°C
|
3
|
kecepatan angin
|
98
|
102
|
4
|
intensitas cahaya
|
580 x10
|
2621x10
|
5
|
kelembaban udara
|
69%
|
66%
|
6
|
tekstur tanah
|
Remah
|
Kompak
|
7
|
kadar air tanah
|
38.1
|
14.5
|
C.
PEMBAHASAN
Secara garis
besar, faktor lingkungan terbagi atas dua, yaitu faktor biotik dan abiotik.
Faktor biotik terdiri atas manusia, hewan, tumbuhan dan mikroorganisme.
Sedangkan faktor-faktor abiotik contohnya adalah tanah, air, cahaya, udara,
suhu, kelembaban, curah hujan, dan lain-lain.Baik faktor biotik maupun abiotik
memberikan pengaruh yang sangat besar bagi suatu organisme. Sebagai contohnya
adalah air yang merupakan faktor lingkungan yang sangat penting bagi makhluk
hidup. Begitu juga dengan tanah, suhu, cahaya, udara, kelembaban, dan
lain-lain. Semuanya merupakan faktor lingkungan yang sangat dibutuhkan oleh
makhluk hidup. Faktor tanah, merupakan karakteristika dari tanah seperti nutrisi
tanah, reaksi tanah, kadar air tanah dan
kondisi fisika tanah.
Faktor
topografi, yaitu meliputi pengaruh dari
terrain seperti sudut kemiringan, aspek kemiringan dan ketinggian tempat dari
permukaan laut. Faktor biotik,
merupakan gambaran semua interaksi dari organisme hidup seperti kompetisi,
peneduhan dan lain-lain.
Berdasarkan
pengamatan parameter lingkungan di Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, suhu tanah yang diukur pada daerah terdedah dan
daerah ternaung berbeda. Pada daerah ternaung suhu tanahnya 28 0C
sedangkan pada daerah tededah suhu tanahnya 290C.
begitupun suhu udara pada daerah terdedah lebih tinggi
jika dibandingkan daeran ternaung yaitu 270C suhu pada daerah
terdedah dan 280C suhu daerah ternaung. Hal
ini dikarenakan pada daerah terdedah
mendapatkan pancaran sinar matahari secara langsung, sehingga menyebabkan suhunya
meningkat. Hal yang sebaliknya terjadi di daerah ternaung yang tidak
mendapatkan pancaran sinar matahari secara langsung karena terhalang oleh pohon.
Intensitas
cahaya pada daerah tededah dan daerah ternaung menunjukkan perbedaan yakni pada
daerah ternaung yaitu 580 x10 sedangkan pada daerah terededah yaitu 2621x10, perbedaan ini dikarenakan pada daerah
ternaung memiliki kanopi yang lebih tinggi dibandingkan daerah terdedah.
Kecepatan angin pada daerah ternaung hanya berkisar pada angka 98 m/s sedangkan pada daerah terdedah mencapai
102 m/s, dikarenakan pada daerah ternaung lebih di tutupi oleh pepohonan
sehingga angin agak sukar untuk bergerak dengan cepat. Hal ini
membuktikan bahwa daerah terdedah lebih banyak terkena angin karena pada daerah
ini tidak ada penghalang agar angin dapat masuk pada daerah tersebut.
Kelembaban udara
yaitu tingkat kebasahan udara karena air selalu terkandung dalam bentuk uap
air. Kelembaban
udara berbanding terbalik dengan suhu udara yaitu semakin tinggi suhu udara
pada suatu daerah maka semakin rendah kelembabannya dan semakin rendah suhu
udaranya maka akan semakin tinggi kelemababannya. Berdasarkan pengamatan
kelembaban udara pada daerah ternaung kelembaban udaranya mencapai 69% sedangkan pada daerah terdedah kelembaban udaranya hanya
mencapai 66 %. Keadaan tekstur tanah dapat mempengaruhi pengikatan air
oleh tanah sehingga akan mempengaruhi kelembaban tanah . Tekstur tanah pada daerah ternaung tergolong tekstur remah
sedangkan pada daerah terdedah tergolong tanah kompak, hal ini dikarenakan pada
daerah terdedah sering dilewati oleh mahasiswa sehingga tanahnya mengalami
pemadatan. Kadar air tanah pada daeerah ternaung mencapai 38,1 sedangkan pada
daerah terdedah hanya mencapai 14,5. Hal ini berkaitan dengan proses
transpirasi pada tanaman yaitu pada daerah terdedah suhu udara, suhu tanah dan
kecepatan meningkat dan terkena radiasi
sinar matahari secara langsung dan untuk mengimbangi proses transpirasi maka
tumbuhan akan menyerap air yang berada
di dalam tanah sehingga menyebabkan berkurangnya kadar air didalam tanah
daerah ternaung jika dibandingkan dengan daerah terdedah.
Pengukuran curah hujan di empat tempat yang berbeda di
kota Kendari, yaitu pada daerah Kota lama, Baruga, Lapulu, dan Puuwatu.
Pengukuran curah hujan pada setiap wilayah dilakukan kurang lebih selama 1 bulan.
Setelah dilakukan pengukuran, maka curah hujan tertinggi terdapat di RRI . Menurut Djamal (2007), curah hujan sangat mempengaruhi
habitat dari suatu makhluk hidup. Diman daerah bioma gurun dan setengah gurun curah hujannya sangat rendah,
lebih kurang 25 cm/tahun. Sementara itu pada biom padang rumput curah hujannya
antara 25-50 cm/tahun dan beberapa padang rumput juga
curah hujannya mencapai 100 cm/tahun. Turunnya hujan yang
tidak teratur tersebut menyebabkan porositas dan draniase kurang baik sehingga
tumbuhan sukar mengambil air.
D.
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan beberapa hal yaitu sebagai berikut
:
1.
Suhu
udara dan suhu tanah suatu daerah sangat dipengaruhi oleh pancaran sinar
matahari. Daerah yang menerima pancaran sinar matahari secara langsung suhu udaranya
lebih tinggi atau lebih panas dibandingkan dengan daerah yang terlindung atau
tidak menerima pancaran sinar matahari secara langsung.
2.
Kadar
pH tanah dipengaruhi oleh kandungan air dan garam-garam mineral di dalamnya.
Dalam hal ini, tanah yang basah dan mengandung banyak air pH-nya cenderung
bersifat netral atau basa, sedangkan tanah yang kering dan mengandung sedikit
air cenderung bersifat asam.
3.
Tinggi
rendahnya kelembaban tanah dipengaruhi oleh kandungan air yang terdapat di
dalam tanah. Tanah yang banyak mengandung air memiliki kelembaban yang lebih
tinggi. Sedangkan tanah yang kering dan mengandung sedikit air memiliki
kelembaban yang rendah.
2. Saran
Saran yang dapat saya ajukan pada pelaksanaan praktikum
“Faktor Lingkungan” ini adalah sebaiknya
tiap kelompok dilengkapi dengan kertas lakmus agar pengukuran pH tanah bisa
akurat.
DAFTAR
PUSTAKA
Djamal, I. 2007.Prinsip-Prinsip Ekologi Ekosistem, Lingkungan dan Pelestariannya. Bumi Aksara. Jakarta
Ewusie, J. Y., 1990. Ekologi Tropika. ITB Bandung. Bandung.
Heddy. 1986. Pengantar
Ekologi. Angkasa. Bandung.
Kimball, J. W., 1983. Biologi Jilid 3. Erlangga. Jakarta.
Odum, E. P., 1996. Dasar-dasar Ekologi Edisi Ketiga. UGM
Press. Yogyakarta.
Rahardjanto.
2001. Dasar-Dasar Ekologi Tumbuhan. UMM Press. Malang
Soetjipta, 1993. Dasar-dasar
Ekologi Tumbuhan. Depdikbud Dirjen Dikti, Yogyakarta.
Subba, N. S., 1994. Mikroorganisme
Tanah dan Pertumbuhan Tanaman. Bumi Aksara.
Jakarta.
Suin. 1997. Ekologi Hewan Tanah. Bumi Aksara. Jakarta.