I.
JUDUL : PENGAMATAN PADA EMBRIO KATAK DAN
LALAT BUAH
II.
TUJUAN : MENGAMATI TAHAPAN -
TAHAPAN DALAM
PERKEMBANGAN EMBRIO KATAK DAN LALAT BUAH DARI FASE
FERTILISASI HINGGA DEWASA.
III.
HARI/TANGGAL : SELASA/29
APRIL 2014
IV.
NAMA/STAMBUK : ALJIZAT
IRIANTO/A1C2 12 034
V.
LATAR BELAKANG
Setiap sel pada organisme multiseluler mempunyai keterbatasan fungsi dalam
kegiatan organism tersebut, di mana sel-sel itu muncul melalui proses mitosis
dan meiosis. Pembelahan mitosis dimaksudkan untuk
membangun tubuh, sedangkan untuk pembelahan meiosis untuk membentuk generasi
berikutnya. Organisme dibangun dari satu sel yaitu sel telur yang sudah
dibuahi, melalui serangkaian pembelahan mitosis yang berjalan cepat dan
perkembangan selnya (Sugiyanto, 1996: 95).
Titik awal produksi individu
baru melalui reproduksi seksual adalah sel telur yang diaktifkan, atau zigot.
Pembelahan miosis yang berulang-ulang menghasilkan banyak sel yang
berdiferensiasi untuk membentuk jaringan dan organ dari individu yang sedang
berkembang, atau embrio. Ilmu pengetahuan yang mempelajari hal ini disebut
embriologi (Storer, 2005: 204).
Telur Amphibi memiliki sejumlah
kecil kuning telur. Pembelahan pertama pada zigot katak
dilakukan secara vertical melalui animaldan vegetal. Blastomer lalu memiliki jumlah yolk yang
sama. Pembelahan yang kedua terjadi sudut kanan pembelahan pertama. Dengan cara
ini, empat buah blastomer yang sama bentuknya. Pembelahan selanjutnya terjadi
di atas aquator (Ferl, 1990: 1046).
Pada saat telur katak dibuahi oleh
sperma, meiosis telur telah diselesaikan. Sabit abu-abu muncul serta
bersebrangan dengan tempat di mana sperma masuk. Setelah bagian vital dalam
proses pembuahan ini maka pembelahan pertama berlangsung, nukleus zigot
membelah secara mitosis dan muncul sebuah alur yang memanjang secara membujur melalui
kutub tersebut. Pembelahan semuanya terjadi satu jam setelah pembelahan pertama
yang mengikuti alur membujur. Empat sel
hasil pembelahan tersebut lalu membelah secara serentak pada bidang horizontal
(Kimball, 1993: 387).
Pada katak, spermatozoa yang masuk
sedikit di bawah puncak kutub animal. Jalan masuk sperma ke dalam sitoplasma
dapat di lalui karena tersisihnya pigmen dan di tempat itu jadi terang atau
kelabu. Daerah tersebut disebut sabit kelabu atau gray crescent, karena bentuk
sabit. Bidang yang membelah sabit kelabu menjadi dua belahan kiri-kanan atau
menjadi bidang meridian embrio (Yatim, 1994: 130).
Telur Drosophila melanogaster berbentuk benda kecil bulat panjang dan
biasanya diletakkan di permukaan makanan. Betina dewasa mulai bertelur pada
hari kedua setelah menjadi lalat dewasa dan meningkat hingga seminggu sampai
betina meletakkan 50-75 telur perhari dan mungkin maksimum 400-500 buah dalam
10 hari. Telur Drosophila melanogaster
dilapisi oleh dua lapisan, yaitu satu selaput vitellin tipis yang mengelilingi
sitoplasma dan suatu selaput tipis tapi kuat (Khorion) di bagian luar dan di
anteriornya terdapat dua tangkai.tipis. Korion mempunyai kulit bagian luar yang
keras dari telur tersebut. Larva Drosophila melanogaster
berwarna putih, bersegmen, berbentuk seperti cacing, dan menggali dengan mulut
berwarna hitam di dekat kepala. Untuk pernafasan pada trakea, terdapat sepasang
spirakel yang keduanya berada pada ujung anterior dan posterior (Silvia, 2003:
34).
Saat larva lalat buah membentuk cangkang
pupa, tubuhnya memendek, kutikula menjadi keras dan berpigmen, tanpa kepala dan
sayap disebut larva instar 4. Formasi pupa ditandai dengan pembentukan kepala,
bantalan sayap, dan kaki. Puparium (bentuk terluar pupa) menggunakan kutikula pada
instar ketiga. Pada stadium pupa ini, larva dalam keadaan tidak aktif, dan
dalam keadaan ini, larva berganti menjadi lalat dewasa (Hartwell, 2004: 23).
Berdasarkan latar belakang diatas,
ternyata suatu makkhluk hidup memiliki perkembangan dari telur menuju
kedewasaan dengan tahapan-tahapan perkembangan yang begitu kompleks, contohnya
seperti perkembangan katak (Xenopus
laevis) dan lalat buah (Drosophila
melanogaster), sehingga perlu
diadakan pengkajian lebih dalam terkait perkembangan hewan ini dalam bentuk
praktikum untuk mengaitkan antara hasil pengamatan pada praktikum dengan teori
yang ada.
VI.
METODOLOGI PRAKTIKUM
1.
Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 1:
Alat dan kegunaan dalam praktikum perkembangan embrio.
No.
|
Nama Alat
|
Kegunaan
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
Mikroskop
Kaca objek
Cawan Petri
Toples/wadah
Alat tulis
|
Mengamati
telur katak,
Meletakkan
telur dan larva katak saat diamati di mikroskop,
Menyimpan
bahan amatan.
mengamati
perkembangan lalat buah.
Mencatat dan menggambar hasil pengamatan,
|
2.
Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum
ini adalah sebagai berikut:
a.
Berudu berkaki
b.
Katak berekor
c.
Katak dewasa (Xenopus laevis )
d.
Lalat buah
(Drosophila
melanogaster)
e.
Telur katak belum
dibuahi
3.
Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum ini adalah
sebagai berikut.
1.
Perkembangan Embrio
Katak (Xenopus laevis)
a.
Menyiapkan telur
katak, berudu, berudu berkaki dan katak berekor
pada cawan petri yang berbeda.
b.
Membandingkan telur
katak yang belum dibuahi dan yang telah dibuahi.
c.
Mengamati
perkembangan katak tersebut dari fase telur, larva, hingga dewasa.
d.
Menggambar hasil
pengamatan tersebut pada laporan sementara.
2. Perkembangan Embrio Lalat Buah (Drosophila melanogaster)
a.
Membuat perangkap lalat
buah dengan umpan sepotong buah pisang segar.
b.
Menunggu hingga
terdapat telur lalat buah pada jebakan.
c.
Mengamati setiap
perubahan yang terjadi pada telur lalat buah hingga terbentuk lalat buah yang
baru.
d.
Menggambar hasil
pengamatan pada laporan sementara.
VII. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1.
Pengamatan Pada
Katak (Xenopus
laevis)
a.
Pengamatan pada
katak dewasa
|
b.
|
c.
Pengamatan pada berudu berkaki
|
d.
Pengamatan pada
berudu
|
e.
|
f.
Pengamatan pada
telur katak
1)
|
2)
|
3)
Pembelahan telur katak
1
|
2
|
3
|
4
|
|
|
|
|
Keterangan:
1.
1 kali
pembelahan (2 sel)
2.
2 kali
pembelahan (4 sel)
3.
3 kali
pembelahan (8 sel)
4.
4 kali
pembelahan (16 sel)
2. Pengamatan Pada Lalat Buah
(Drosophila
melanogaster)
No.
|
Gambar
|
Keterangan
|
1.
|
1
|
Telur
|
2.
|
|
larva
|
3.
|
|
Pupa
|
4.
|
|
Lalat buah kecil
|
5.
|
|
Lalat buah dewasa
|
A. Pembahasan
Embriogenesis adalah
proses pembentukan dan perkembangan embrio. Proses ini merupakan tahapan perkembangan sel setelah
mengalami pembuahan atau fertilisasi. Embriogenesis meliputi pembelahan sel dan pengaturan di tingkat sel. Tahapan
embrionik merupakan tahap pertumbuhandan perkembangan makhluk hidup selama masa embrio
yg diawali dg fertilisasi sampai terbentuknya janin.
Pengamatan
pertama dilakukan pada katak (Xenopus laevis
) Sel telur yang telah mengalami fertilisasi mengalami pembelahan dan membentuk banyak
sel kecil yang akhirnya membentuk struktur blastomer tanpa terjadi perubahan
massa. Pembelahan awal yang terjadi pada embrio katak bersifat sinkron atau
bersamaan waktunya, namun membentuk struktur yang asimetris.
Perbedaan pembelahan ini dipengaruhi oleh kutub yang terjadi pada sel embrio
hewan, yaitu kutub animal dan kutub vegetal. Pada katak, bagian kutub vegetal
yang berisi kuning telur terdapat dalam jumlah yang lebih sedikit atau membelah
lebih sedikit. Sel embriogenik ini akan terus membelah dan membentuk struktur blastomer.
Blastula terbentuk ketika sel embrio
katak (struktur blastomer) terus membelah, bergerak, dan membentuk rongga pada bagian dalam (membentuk
struktur bola berongga). Pada katak, rongga ini disebut blastocoel dan
terisi cairan internal yang dibatasi oleh sel epitel. Saat blastula terus
mengalami pembelahan dan pertambahan jumlah sel.
Sel telur yang telah mengalami fertilisasi mengalami pembelahan dan membentuk
banyak sel kecil yang akhirnya membentuk struktur blastomer, tanpa terjadi
perubahan massa. Dengan kata lain, sel embrio katak
tidak bertambah besar, hanya bertambah kompleks, berbeda dengan sel embrio
manusia yang terus membesar.
Kutub animal akan berusaha membungkus kutub vegetal dengan bergerak dan melakukan invaginasi, yang sering disebut sebagai proses
gastrulasi. Gastrulasi ini berlangsung dengan urutan yaitu pembentukan blastofore (saluran invaginasi),
pembentukan lapisan ektoderm, mesoderm, dan endoderm serta sel bermigrasi dan
berkohesi dengan bantuan senyawa cadherin dan integrin.
Metamorfosis adalah
suatu proses biologi dimana hewan secara fisik mengalami perkembangan biologis setelah dilahirkan atau menetas yang melibatkan
perubahan bentuk atau struktur melalui pertumbuhan sel dan diferensiasi sel.
Metamorfosis merupakan perubahan bentuk selama perkembangan pasca embrionik.
Hewan yang mengalami metamorfosis cukup banyak diantaranya adalah lalat buah (Drosophila melanogaster). Drasophila melanogaster sangat popular
karena sangat mudah berkembangbiak (hanya memerlukan waktu dua minggu dalam
menyelesaikan seluruh daur kehiduannya) serta mudah pemeliharaannya, serta
memiliki banyak variasi penotif yang relative mudah di amati.
Metamorfosis
sempurna lalat buah melewati fase telur, larva instar I, larva instar I,
larva instar III, prepupa, pupa dan imago. Perkembangan dimulai segera setelah terjadi
fertilisasi, yang terdiri dari dua periode.
Pertama, periode embrionik di dalam telur pada
saat fertilisasi sampai pada saat larva muda menetas dari telur dan ini terjadi
dalam waktu kurang lebih 24 jam.
Dan pada saat seperti ini, larva tidak berhenti-berhenti untuk makan. Periode
kedua adalah periode setelah menetas dari telur dan disebut perkembangan
postembrionik yang dibagi menjadi tiga tahap, yaitu larva, pupa, dan imago
(fase seksual dengan perkembangan pada sayap). Formasi lainnya pada
perkembangan secara seksual terjadi pada saat dewasa.
Larva Drosophila melanogaster berwarna putih, bersegmen, berbentuk seperti cacing, dan menggali dengan mulut berwarna hitam di dekat
kepala. Untuk pernafasan pada trakea, terdapat
sepasang spirakel yang keduanya berada pada ujung anterior dan posterior. Saat
kutikula tidak lunak lagi, larva muda secara periodik berganti kulit untuk
mencapai ukuran dewasa. Kutikula lama dibuang dan integumen baru diperluas
dengan kecepatan makan yang tinggi.
Selama
periode pergantian kulit, larva disebut instar. Instar pertama adalah larva
sesudah menetas sampai pergantian kulit pertama. Dan indikasi instar adalah ukuran larva dan jumlah gigi pada mulut hitamnya. Sesudah
pergantian kulit yang kedua, larva (instar ketiga) makan hingga siap untuk
membentuk pupa. Pada tahap terakhir, larva instar ketiga merayap ke atas
permukaan medium makanan ke tempat yang kering dan berhenti bergerak. Dan jika
dapat diringkas, pada Drosophila, destruksi sel-sel larva terjadi pada proses
pergantian kulit (molting) yang berlangsung empat kali dengan tiga stadia
instar : dari larva instar 1 ke instar II, dari larva instar II ke instar III,
dari instar III ke pupa, dan dari pupa ke imago.
Selama makan, larva membuat
saluran-saluran di dalam medium, dan jika terdapat banyak saluran maka
pertumbuhan biakan dapat dikatakan berlangsung baik. Larva yang dewasa biasanya
merayap naik pada dinding botol atau pada kertas tissue dalam
botol. Dan disini larva akan melekatkan diri pada tempat kering dengan cairan
seperti lem yang dihasilkan oleh kelenjar ludah dan kemudian membentuk pupa.
Saat larva Drosophila melanogaster membentuk
cangkang pupa, tubuhnya memendek, kutikula menjadi
keras dan berpigmen, tanpa kepala dan sayap disebut larva instar 4. Formasi
pupa ditandai dengan pembentukan kepala, bantalan sayap, dan kaki. Puparium
(bentuk terluar pupa) menggunakan kutikula pada instar ketiga. Pada stadium
pupa ini, larva dalam keadaan tidak aktif, dan dalam keadaan ini, larva
berganti menjadi lalat dewasa.
Dewasa pada Drosophila
melanogaster dalam satu siklus hidupnya berusia sekitar 9 hari. Setelah
keluar dari pupa, lalat buah warnanya masih pucat dan sayapnya belum
terbentang. Sementara itu, lalat betina akan kawin setelah berumur 8 jam dan
akan menyimpan sperma dalam jumlah yang sangat banyak dari lalat buah jantan. Pada
ujung anterior terdapat mikrophyle, tempat spermatozoa masuk ke dalam telur.
Walaupun banyak sperma yang masuk ke dalam mikrophyle tapi hanya satu yang
dapat berfertilisasi dengan pronukleus betina dan yang lainnya segera
berabsorpsi dalam perkembangan jaringan embrio.
Perbedaan yang tampak antara lalat
buah muda dan lalat buah dewasa tampak dari segi ukuran tubuh dan bentuk sayap
dimana pada lalat buah yang masih muda bentuk sayap cenderung kecil dan
meruncing sedangkan pada lalat buah dewasa, sayap tersusun dua dan berlapis,
ukurannyapun relative lebar.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan diatas, dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1.
Katak merupakan ovipar dan pembuahan terjadi
diluar tubuh. Saat kawin,katak jantan dan
betina akan melakukan ampleksus sehingga terjadi fertilisasi yang
menghasilkan telur. Telur dari hasil pembuahan setelah melewati tahap-tahp
pembelahan selanjutnya berkembang menjadi berudu yang bernafas dengan insang. Berudu berubah menjadi katak muda yang bernafas dengan
dua organ yaitu paru-paru dan insang. Insang menghilang dan ekornya lenyap, sehingga berubah menjadi katak
dewasa. Katak dewasa
mulai muncul kepermukaan
dan bernafas dengan paru-paru.
2.
Tahapan-tahapan fase
pertumbuhan Drosophila melanogaster
atau lalat
buah adalah telur – larva instar I – larva
instar II – larva instar III – prepupa – pupa – imago . Lama fase telur sekitar 19 jam, larva instar1 sekitar
1 hari, larva instar 2 sekitar 1 hari, larva instar 3 sekitar 1 hari, prepupa 2
hari, dan pupa 3 hari. Lama siklus hidup lalat Drosophila melanogaster sejak telur menjadi imago adalah selama 10 hari. Lama
perubahan dari telur menjadi imago bervariasi tergantung kondisi lingkungan
termasuk suhu lingkungan,
pencahayaan, kepadatan dan ketersediaan makanan.
B.
Saran
Saran yang dapat saya
ajukan pada praktikum ini yaitu sebaiknya
pengamatan terhadap lalat buah dilakukan sebelum praktikum agar pada saat
praktikum, telur dari lalat buah seduah mengalami perkembangan.
Kendari, Mei
2014
Asisten
Pembimbing,
IMAM
FIRMANTO, S.Pd
DAFTAR
PUSTAKA
Ferl, R.J., dkk. 1990. Biology. The Macmillan Publisher: London.
Hartwell, L.H, dkk. 2004. Genetics From Genes To Genoms second edition.
Mc.Graw-Hill Publishing Company LTD: New Delhi.
Kimball, J.W.
1993. Biologi Edisi Kelima Jilid 2. Erlangga:
Jakarta.
Silvia, Triana. 2003. Pengaruh Pemberian
Berbagai Konsenterasi Formaldehida Terhadap Perkembangan Larva Drosophila. Universitas Padjadjaran: Bandung.
Storer,
Tracy
L dan Robert L. Usinger, 2005. Dasar-Dasar Zoologi. Binarupa Aksara: Tanggerang Selatan.
Sugianto, 1996. Perkembangan Hewan. Universitas Gadjah
Mada: Yogyakarta.
Yatim, W., 1994. Reproduksi
dan Embriologi. Tarsito: Bandung.
1 komentar:
Sands Casino | Las Vegas, NV | Slot Machines & Table Games
With a large 1xbet slot 제왕카지노 game selection, Sands Casino offers true Vegas 샌즈카지노 style casino gaming experience. Play our exciting selection of slots, including
Posting Komentar