I.
JUDUL :
|
PENGAMATAN SEL GAMET
|
|
|
II.
TUJUAN :
|
MENGAMATI MORFOLOGI DAN ANATOMI SEL TELUR AYAM BURAS DAN TELUR AYAM RAS
|
III.
HARI / TANGGAL :
|
SELASA / 22 APRIL 2014
|
|
|
IV.
NAMA / STAMBUK :
|
ALJIZAT
IRIANTO / A1C2 12 034
|
V. LATAR
BELAKANG
Gametogenesis merupakan proses pembentukan gamet (sel kelamin).
Proses pembentukan gamet jantan disebut spermatogenesis, sedangkan proses
pembentukan gamet betina adalah oogenesis. Tahapan
gametogenesis terjadi tiga tahap yaitu: tahap poliferasi,tahap
meosis
dan tahap transformasi. Proliferasi pembelahan gametogonia beberapa kali
secara mitosis menjadi gametosit I. Tahap meiosis yaitu
proses pembelahan gametosit I menjadi gametosit II
dan membelah menjadi gametid. Transformasi
ialah proses pematangan gametid untuk jadi gamet. Pada ovarium gametid mendapat
banyak makanan cadangan (yolk, deutoplasma), sehingga memilki bagian kepala,
leher, dan ekor (Yatim, 2007:17).
Secara
keseluruhan gametogenesis secara berurutan dapat dibagi menjadi tiga periode
yaitu periode perbanyakan, tumbuh dan pematangan. Fase perbanyakan yaitu bakal sel kelamin bermigrasi ke gonad dengan melakukan beberapa kali pembelahan
untuk membentuk spermatogonia atau
oogenesis. Fase
dimana gametosit primer mengalami dua kali pembelahan meiosis pertama
menghasilkan gametosit sekunder sedang membelah meiosis kedua
menghasilkan gamet yang haploid disebut fase pertumbuhan. Fase pemasakan yaitu individu baru
yang akan berkembang dari sel telur yang sudah dibuahi akan mempunyai kromosom
yang sama jumlahnya dengan kromosom induk. Gamet yang haploid ini disebut ootid
atau ovum dan spermatid (Gani, 1989:283).
Proses pembentukan sperma disebut spermatogenesis. Spermatogonium
yang terletak paling luar di tubulus seminiferus dan
melekat pada membrane basalis mengalami mitosis berulang-ulang. Kemudian tumbuh menjadi
spermatosit, spermatid mengalami perubahan kearah spermiogenesis menjadi sperma
yang dipelihara oleh sel sertoli. Satu sel sertoli memelihara banyak spermatid (Jasin. 1984:287).
Spermatozoid
atau sel sperma atau spermatozoa (berasal dari Bahasa Yunani Kuno yang berarti
benih dan makhluk hidup) adalah sel dari sistem reproduksi jantan. Sel sperma
akan membentuk zigot. Zigot adalah sebuah sel dengan kromosom lengkap yang akan
berkembang menjadi embrio. Peran aktif spermatozoon sebagai gamet jantan
sehingga penting pada keberhasilan munculnya individu baru oleh karena itu di
dalam reproduksi sering diperlukan adanya standar kualitas spermatozoa.
Analisis sperma yang dimaksud meliputi pemeriksaan jumlah milt yang dapat
distriping dari seekor ikan jantan masak kelamin, kekentalan sperma, warna,
bau, jumlah spermatozoa mati, motilitas (bila mungkin kemampuan gerak per
menit) dan morfologi (ukuran dan bentuk kepala, ukuran ekor, berbagai
penyimpangan, ada tidaknya akrosoma ( Sherwood, 2001 : 110 ).
Pada pria, sel benih primordial tetap berada pada stadium
embrional di dalam jaringan testis yang dikelilingi oleh
sel-sel
penunjang sampai saat sesudah
lahir dan menjelang pubertas. Diferensiasi lanjutan dari sel benih primordial
dan penunjangnya baru mulai pada masa pubertas. Pada masa pubertas, sel
penunjang berkembang menjadi sel-sel sustentakuler sertoli untuk nutrisi
gamet. Sel benih primordial berkembang menjadi spermatogonium kemudian menjadi
spermatosit primer. Spermatosit primer ini kemudian mengadakan
mitosis untuk memperbanyak diri secara terus-menerus
(Soewardiati, 1989:17).
Pada wanita, setelah tiba di gonad, sel benih primordial
segera berdiferensiasi menjadi oogonium. Oogonium kemudian mengalami beberapa
kali mitosis dan pada akhir perkembangan embrional bulan
ketiga setiap oogonium dikelilingi oleh selapis sel epitel yang berasal dari
permukaan jaringan gonad, yang nantinya menjadi sel folikuler (Pratiwi,
1986:24).
Setelah
fertilisasi, sel telur burung mengalami pembelahan meroblastik dimana
pembelahan sel hanya terjadi dalam daerah kecil sitoplasma yang bebas kuning
telur di atas massa besar kuning telur. Pembelahan awal menghasilkan tudung sel
yang yang disebut blastodisk (blastodisc), yang berada diatas kuning telur yang
tidak terbagi itu. Blastomer kemudian memisah menjadi dua lapisan, yaitu
lapisan atas dan lapisan bawah atau epiblas dan hipoblas. Rongga diantara kedua
lapisan ini disebut blastosel versi unggas (analog dengan blastosel vertebrata
tanpa amnion), dan tahapan embrionik ini adalah ekuivalen blastula pada unggas,
meskipun bentuknya berbeda dari bola berlubang pada embrio awal katak (
Campbell, 2002 ).
VI. METODE
PENGAMATAN
A. Alat
dan Bahan
1. Alat
Alat- alat yang
digunaikan pada praktikum pengamatan sel gamet dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel
1. Alat dan kegunaan pada praktikum pengamatan sel gamet.
No.
|
Nama Alat
|
Kegunaan
|
1
|
Cawan Petri
|
Meletakkan telur ayam ras dan
ayam buras setelah dipecahkan
|
2
|
Jarum pentul
|
Menusuk kulit telur ayam
|
3
|
Alat tulis
|
Menggambar dan menulis hasil
pengamatan
|
2. Bahan
Bahan-bahan yang
digunakan pada praktikum pengamatan sel gamet, ialah sebagai berikut :
a. Telur
ayam ras
b. Telur
ayam buras
B. Prosedur
Kerja
Prosedur kerja
yang dilakukan pada praktikum ini, ialah sebagai berikut.:
1. Menyiapkan
alat dan bahan di atas meja praktikum.
2. Mengambil
telur ayam ras dan telur ayam buras dan menggambar morfologinya.
3. Setelah
mengamati morfologinya, memecahkan telur tersebut secara hati-hati dengan
menusuk kulit telur tersebut menggunakan jarum pentul pada bagian kutub animal.
4. Menuangkan
isi telur ayam ras dan telur ayam buras pada cawan petri.
5. Mengamati
dan menggambar isi telur tersebut kemudian, membandingkan perbedaan antara
kedua telur tersebut.
VII. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Pengamatan
1. Telur
Ayam Ras
a. Morfologi
Keterangan
:
1. Kutub
animal
2. Kutub
Vegetal
3. Cangkang
4. Pori
b. Anatomi
Keterangan :
1. Kutub
animal
2. Kutub
vegetal
3. Rongga
udara
4. Selaput
cangkang
5. Albumin
6. Yolk
7. Membran
vitelin
8. Cangkang
2.
Pengamatan pada telur
ayam ras ( ayam kampung )
a.
Morfologi
Keterangan
:
1. Kutub
animal
2. Kutub
Vegetal
3. Cangkang
4. Pori
b. Anatomi
Keterangan :
1. Kutub
animal
2. Kutub
vegetal
3. Rongga
udara
4. Selaput
cangkang
5. Albumin
6. Yolk
7. Membran
vitelin
8. Cangkang
9. Blastodiskus
10. Kalaza
3.
Tabel perbedaan telur ayam ras dan telur ayam buras
No.
|
Perbedaan
|
Ayam Ras
|
Ayam Buras
|
1.
|
Ukuran
|
Lebih besar dan gemuk
|
Lebih kecil
|
2.
|
Tekstur
|
Kasar
|
Licin / halus
|
3.
|
Pori-pori
|
Agak besar
|
Kecil
|
4.
|
Warna cangkang
|
Kecoklatan
|
Putih
|
5.
|
Warna yolk
|
Kuning Pekat
|
Kuning pucat
|
6.
|
Jumlah yolk
|
Lebih banyak dan tebal
|
Lebih sedikit dan tipis
|
7.
|
Sifat albumin
|
Lebih kental
|
Lebih cair
|
B. Pembahasan
Gametogenesis adalah proses dirubahnya plasma (plasma
germinal) yang nantinya akan menjadi sel kelamin. Gametogenesis merupakan
proses pembentukan gamet (sel kelamin). Proses pembentukan gamet jantan disebut
spermatogenesis, sedangkan proses pembentukan gamet betina adalah oogenesis. Pembentukan sel gamet
jantan dan sel gamet betina adalah awal terjadinya fertilisasi. Dimana sebelum
bertemu terjadi peleburan yaitu proses pematangan dari
sel gamet jantan maupun sel gamet betina.
Pembentukan sel gamet jantan maupun betina melalui empat
tahap yaitu asal dan migrasi bakal sel kelamin ke
gonad, perbanyakan sel kelamin secara mitosis dalam gonad, reduksi kromosom sel
kelamin secara meiosis di dalam gonad serta perbanyakan dan diferensiasi
menjadi sperma atau sel ovum. Proses pembentukan dipengaruhi oleh hormon yaitu
hormon testosteron dan androgen pada pria dan pada wanita dipengaruhi oleh
hormon estrogen dan progesteron.
Fertilisasi pada berbagai jenis hewan
vertebrata dibagi menjadi dua berdasarkan tempat terjadinya yakni
fertilisasi internal dan fertilisasi eksternal. Fertilisasi internal adalah
fertilisasi yang terjadi di dalam tubuh organisme yang melakukan kopulasi atau
coitus dan fertilisasi eksternal adalah fertilisasi yang terjadi di luar tubuh
organisme yang melakukan kopulasi atau coitus. Fertilisasi internal biasanya
menghasilkan sel telur dalam jumlah yang terbatas atau jumlah sel telur (ovum)
yang dihasilkan lebih sedikit dibandingkan jumlah sel telur (ovum) yang
dihasilkan dari fertilisasi eksternal.
Pada Aves atau unggas proses fertilisasinya
berlangsung secara internal. Proses ini mempertemukan kedua macam gamet dan
sekaligus mempertahankan jumlah kromosom anakan tetap diploid seperti induknya.
Pertemuan kedua macam gamet terjadi di saluran reproduksi hewan betina. Dalam
hubungan ini gamet jantan (spermatozoa) dipindahkan ke dalam saluran reproduksi
betina melalui proses kawin atau coitus untuk dapat bertemu dengan gamet betina
(sel telur).
Pada
praktikum ini dilakukan pengamatan pada telur ayam buras dan telur ayam ras.
Secara umum telur memiliki cangkang yang tersusun oleh zat kapur
(CaCo3 ). Secara morfologi, telur ayam buras ukurannya kecil, warna
cangkang putih dan pori-pori cangkang lebih rapat dan tipis. Sedangkan pada
telur ayam ras ukurannya besar, warna cangkang kecoklatan
dan pori-pori cangkang kurang rapat dan tebal.
Telur
ayam buras maupun telur ayam ras selain dari cangkang yang berfungsi sebgai
pelindung utama telur, juga memiliki bagian-bagian berikut: membrane cangkang, ,
albumin, kalaza, selaput vitelin, yolk dan
blastodiskus atau keeping germinal. Cangkang telur mempunyai
pori yang penting untuk pertukaran udara. Didalam cangkang terdapat selaput
tipis di salah satu ujung telur selaput tersebut tidak menempel pada cangkang
sehingga membentuk rongga udara. Rongga udara berfungsi sebagai sumber oksigen
untuk embrio. Albumin berfungsi untuk melindungi zigot atau embrio dari
goncangan dan sebagai cadangan makanan. Sedangkan kuning telur (yolk) berfungsi
sebagai persediaan makanan bagi perkembangan embrio. Kalaza befungsi sebagai
penahan kuning telur agar tetap pada tempatnya dan menjaga embrio agar tetap
berada di bagian atas kuning telur.
Viskositas albumin pada telur ayam buras lebih cair, yolknya
besar berwarna kuning terang dan albuminnya sedikit, sedangkan pada telur ayam
ras viskositas albumin kental, yolknya kecil berwarna kuning gelap dan jumlah
albumin lebih banyak. Di antara albumin dan yolk terdapat selaput yang disebut
selaput vitelin yang berfungsi sebagai pelindung kuning telut agar tidak pecah
dan bercampur dengan albumin. Sedangkan dibagian atas kuning telur terdapat
keping germinal (blastodiskus) yang merupakan bakal calon individu baru.
Selaput telur terbagi menjadi 3 macam, yaitu selaput primer,
selaput sekunder, dan selaput tersier. Selaput primer dihasilkan oleh telur sendiri, disebut oolema atau membran vitellin.
Selaput sekunder dihasilkan oleh sel pemelihara telur (sel folikel) bersama
telur sendiri. Selaput sekunder terletak di sebelah luar selaput primer. Pada
Mamalia disebut zona pellucida. Pada Insecta dan Cyclostomata disebut chorion. Pada Amphibia, Reptilia dan
Aves disebut zona radiata. Selaput tersier terbentuk setelah pembuahan. Dihasilkan oleh
kelenjar saluran kelamin betina. Selaput lendir (jelly) pada Pisces dan
Amphibia, serta lapisan albumen dan shell telur Reptilia, Aves, dan Monotremata
adalah selaput tersier.
Tipe-tipe telur terdiri dari empat macam, yaitu Homolecithal, Mesolecithal, Megalecithal, dan Centrolecithal. Homolecithal, disebut juga
oligolecithal atau isolecithal. Deutoplasma sedikit, tersebar rata diseluruh sitoplasma (ooplasma). Terdapat pada Amphioxus dan Metatheria
dan Eutheria. Mesolecithal, berdeutoplasma sedang berupa lapisan di daerah
kutub vagetal telur. Terdapat pada Amphibia. Megalecithal disebut juga
telolecithal. Deutoplasmanya banyak sekali, membentuk lapisan yang hampir
mengisi hampir semua telur; sedangkan inti dan sedikit sitoplasma menempati
hanya daerah puncak kutub animal. Terdapat pada Pisces, Reptilia, Aves, dan
Monotremata. Centrolecithal, deutoplasmanya relatif banyak dibandingkan dengan
volume telur, tapi letaknya dibagian tengah. Sitoplasma berada sebelah luar.
Terdapat pada Insecta.
VIII.
Penutup
a. Simpulan
Dari hasil pengamatan dan pembahasan
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Gametogenesis merupakan proses pembentukan gamet
(sel kelamin). Proses pembentukan gamet jantan disebut spermatogenesis,
sedangkan proses pembentukan gamet betina adalah oogenesis.
2. Bagian-bagian
telur terdiri atas cangkang, selaput cangkang, rongga udara, albumin, kalaza,
membran vitelin, yolk dan keping germinal (blastodiskus).
3. Tipe-tipe telur terdiri dari
empat macam, yaitu Homolecithal, Mesolecithal, Megalecithal, dan Centrolecithal.
b. Saran
Saran yang dapat
saya ajukan pada praktikum ini agar bahan praktikum
yang seharusnya diadakan jika memang susah untuk disiapkan agar dicarikan
alternatif pengganti sehingga pengamatan terhadap bahan yang dimaksud tetap
berlangsung.
Kendari, April 2014
Asisten
Pembimbing
( La Ode Imba S. Pd. )
Daftar Pustaka
Campbell. 2002. Biologi.
Erlangga: Jakarta.
Gani, yarnelly. 1989. Embriologi
Dasar. FMIPA UNAND: Padang.
Jasin,
Maskoeri. 1984. Sistematik Hewan ( Invertebrata dan Vertebrata). Sinar
Wijaya:
Surabaya.
Pratiwi,
1986. Ilmu Reproduksi Hewan. Tarsito: Bandung.
Sherwood, lauralee. 2001. Fisiologi
Hewan. EGC: Jakarta.
Soewardiati.1989. Reproduksi
dan Embriologi. IKIP: Surabaya.
Yatim, Wildan. 1990. Reproduksi
dan Embryologi. Tarsito: Bandung.
0 komentar:
Posting Komentar