Minggu, 14 Desember 2014

praktikum perkembangan hewan : pengamatan sel gamet


I.          JUDUL                       :
   PENGAMATAN SEL GAMET



II.       TUJUAN                    :
MENGAMATI MORFOLOGI DAN ANATOMI  SEL TELUR AYAM BURAS DAN TELUR AYAM RAS
III.    HARI / TANGGAL    :
 SELASA / 22 APRIL 2014


IV.    NAMA / STAMBUK  :
 ALJIZAT  IRIANTO / A1C2 12 034


V.       LATAR BELAKANG
Gametogenesis merupakan proses pembentukan gamet (sel kelamin). Proses pembentukan gamet jantan disebut spermatogenesis, sedangkan proses pembentukan gamet betina adalah oogenesis. Tahapan gametogenesis terjadi tiga  tahap yaitu: tahap poliferasi,tahap meosis dan tahap transformasi. Proliferasi pembelahan gametogonia beberapa kali secara mitosis menjadi gametosit I. Tahap meiosis yaitu proses pembelahan gametosit I menjadi gametosit II dan membelah menjadi gametid. Transformasi ialah proses pematangan gametid untuk jadi gamet. Pada ovarium gametid mendapat banyak makanan cadangan (yolk, deutoplasma), sehingga memilki bagian kepala, leher, dan ekor (Yatim, 2007:17).
Secara keseluruhan gametogenesis secara berurutan dapat dibagi menjadi tiga periode yaitu periode perbanyakan, tumbuh dan pematangan. Fase perbanyakan yaitu bakal sel kelamin bermigrasi ke gonad dengan melakukan beberapa kali pembelahan untuk membentuk spermatogonia atau oogenesis. Fase dimana gametosit primer mengalami dua kali pembelahan meiosis pertama menghasilkan gametosit sekunder sedang membelah meiosis kedua menghasilkan gamet yang haploid disebut fase pertumbuhan. Fase pemasakan yaitu individu baru yang akan berkembang dari sel telur yang sudah dibuahi akan mempunyai kromosom yang sama jumlahnya dengan kromosom induk. Gamet yang haploid ini disebut ootid atau ovum dan spermatid (Gani, 1989:283).
Proses pembentukan sperma disebut spermatogenesis. Spermatogonium yang terletak paling luar di tubulus seminiferus dan melekat pada membrane basalis mengalami mitosis berulang-ulang. Kemudian tumbuh menjadi spermatosit, spermatid mengalami perubahan kearah spermiogenesis menjadi sperma yang dipelihara oleh sel sertoli. Satu sel sertoli memelihara banyak spermatid (Jasin. 1984:287).
Spermatozoid atau sel sperma atau spermatozoa (berasal dari Bahasa Yunani Kuno yang berarti benih dan makhluk hidup) adalah sel dari sistem reproduksi jantan. Sel sperma akan membentuk zigot. Zigot adalah sebuah sel dengan kromosom lengkap yang akan berkembang menjadi embrio. Peran aktif spermatozoon sebagai gamet jantan sehingga penting pada keberhasilan munculnya individu baru oleh karena itu di dalam reproduksi sering diperlukan adanya standar kualitas spermatozoa. Analisis sperma yang dimaksud meliputi pemeriksaan jumlah milt yang dapat distriping dari seekor ikan jantan masak kelamin, kekentalan sperma, warna, bau, jumlah spermatozoa mati, motilitas (bila mungkin kemampuan gerak per menit) dan morfologi (ukuran dan bentuk kepala, ukuran ekor, berbagai penyimpangan, ada tidaknya akrosoma ( Sherwood, 2001 : 110 ).
Pada pria, sel benih primordial tetap berada pada stadium embrional di dalam jaringan testis yang dikelilingi oleh sel-sel penunjang sampai saat sesudah lahir dan menjelang pubertas. Diferensiasi lanjutan dari sel benih primordial dan penunjangnya baru mulai pada masa pubertas. Pada masa pubertas, sel penunjang berkembang menjadi sel-sel sustentakuler sertoli untuk nutrisi gamet. Sel benih primordial berkembang menjadi spermatogonium kemudian menjadi spermatosit primer. Spermatosit primer ini kemudian mengadakan mitosis untuk memperbanyak diri secara terus-menerus (Soewardiati, 1989:17).
Pada wanita, setelah tiba di gonad, sel benih primordial segera berdiferensiasi menjadi oogonium. Oogonium kemudian mengalami beberapa kali mitosis dan pada akhir perkembangan embrional bulan ketiga setiap oogonium dikelilingi oleh selapis sel epitel yang berasal dari permukaan jaringan gonad, yang nantinya menjadi sel folikuler (Pratiwi, 1986:24).
Setelah fertilisasi, sel telur burung mengalami pembelahan meroblastik dimana pembelahan sel hanya terjadi dalam daerah kecil sitoplasma yang bebas kuning telur di atas massa besar kuning telur. Pembelahan awal menghasilkan tudung sel yang yang disebut blastodisk (blastodisc), yang berada diatas kuning telur yang tidak terbagi itu. Blastomer kemudian memisah menjadi dua lapisan, yaitu lapisan atas dan lapisan bawah atau epiblas dan hipoblas. Rongga diantara kedua lapisan ini disebut blastosel versi unggas (analog dengan blastosel vertebrata tanpa amnion), dan tahapan embrionik ini adalah ekuivalen blastula pada unggas, meskipun bentuknya berbeda dari bola berlubang pada embrio awal katak ( Campbell, 2002 ).

























VI.    METODE PENGAMATAN
A.    Alat dan Bahan
1.      Alat
Alat- alat yang digunaikan pada praktikum pengamatan sel gamet dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Alat dan kegunaan pada praktikum pengamatan sel gamet.
No.
Nama Alat
Kegunaan
1
Cawan Petri
Meletakkan telur ayam ras dan ayam buras setelah dipecahkan
2
Jarum pentul
Menusuk kulit telur ayam
3
Alat tulis
Menggambar dan menulis hasil pengamatan

2.      Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum pengamatan sel gamet, ialah sebagai berikut :
a.       Telur ayam ras
b.      Telur ayam buras








B.     Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini, ialah sebagai berikut.:
1.    Menyiapkan alat dan bahan di atas meja praktikum.
2.    Mengambil telur ayam ras dan telur ayam buras dan menggambar morfologinya.
3.    Setelah mengamati morfologinya, memecahkan telur tersebut secara hati-hati dengan menusuk kulit telur tersebut menggunakan jarum pentul pada bagian kutub animal.
4.    Menuangkan isi telur ayam ras dan telur ayam buras pada cawan petri.
5.    Mengamati dan menggambar isi telur tersebut kemudian, membandingkan perbedaan antara kedua telur tersebut.










VII.      HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil Pengamatan
1.      Telur Ayam Ras
a.       Morfologi









                                         
                               Keterangan :
1.      Kutub animal
2.      Kutub Vegetal
3.      Cangkang
4.      Pori








b.      Anatomi
                                                Keterangan :

1.      Kutub animal
2.      Kutub vegetal
3.      Rongga udara
4.      Selaput cangkang
5.      Albumin
6.      Yolk
7.      Membran vitelin
8.      Cangkang




2.      Pengamatan pada telur ayam ras ( ayam kampung )
a.    Morfologi


                                                                                     Keterangan :
1.    Kutub animal
2.    Kutub Vegetal
3.    Cangkang
4.    Pori








b.       Anatomi

 Keterangan :
1.      Kutub animal     
2.      Kutub vegetal
3.      Rongga udara
4.      Selaput cangkang
5.      Albumin
6.      Yolk
7.      Membran vitelin
8.      Cangkang
9.      Blastodiskus
10.  Kalaza





    3.  Tabel perbedaan telur ayam ras dan telur ayam buras
No.
Perbedaan
Ayam Ras
 Ayam Buras
1.
Ukuran
Lebih besar dan gemuk
Lebih kecil
2.
Tekstur
Kasar
Licin / halus
3.
Pori-pori
Agak besar
Kecil
4.
Warna cangkang
Kecoklatan
Putih
5.
Warna yolk
Kuning Pekat
Kuning pucat
6.
Jumlah yolk
Lebih banyak dan tebal
Lebih sedikit dan tipis
7.
Sifat albumin
Lebih kental
Lebih cair





B.     Pembahasan
Gametogenesis adalah proses dirubahnya plasma (plasma germinal) yang nantinya akan menjadi sel kelamin. Gametogenesis merupakan proses pembentukan gamet (sel kelamin). Proses pembentukan gamet jantan disebut spermatogenesis, sedangkan proses pembentukan gamet betina adalah oogenesis. Pembentukan sel gamet jantan dan sel gamet betina adalah awal terjadinya fertilisasi. Dimana sebelum bertemu terjadi peleburan yaitu proses pematangan dari sel gamet jantan maupun sel gamet betina.
Pembentukan sel gamet jantan maupun betina melalui empat tahap yaitu asal dan migrasi bakal sel kelamin ke gonad, perbanyakan sel kelamin secara mitosis dalam gonad, reduksi kromosom sel kelamin secara meiosis di dalam gonad serta perbanyakan dan diferensiasi menjadi sperma atau sel ovum. Proses pembentukan dipengaruhi oleh hormon yaitu hormon testosteron dan androgen pada pria dan pada wanita dipengaruhi oleh hormon estrogen dan progesteron.
Fertilisasi pada berbagai jenis hewan vertebrata dibagi menjadi dua berdasarkan tempat terjadinya yakni fertilisasi internal dan fertilisasi eksternal. Fertilisasi internal adalah fertilisasi yang terjadi di dalam tubuh organisme yang melakukan kopulasi atau coitus dan fertilisasi eksternal adalah fertilisasi yang terjadi di luar tubuh organisme yang melakukan kopulasi atau coitus. Fertilisasi internal biasanya menghasilkan sel telur dalam jumlah yang terbatas atau jumlah sel telur (ovum) yang dihasilkan lebih sedikit dibandingkan jumlah sel telur (ovum) yang dihasilkan dari fertilisasi eksternal.
Pada Aves atau unggas proses fertilisasinya berlangsung secara internal. Proses ini mempertemukan kedua macam gamet dan sekaligus mempertahankan jumlah kromosom anakan tetap diploid seperti induknya. Pertemuan kedua macam gamet terjadi di saluran reproduksi hewan betina. Dalam hubungan ini gamet jantan (spermatozoa) dipindahkan ke dalam saluran reproduksi betina melalui proses kawin atau coitus untuk dapat bertemu dengan gamet betina (sel telur).
     Pada praktikum ini dilakukan pengamatan pada telur ayam buras dan telur ayam ras. Secara umum telur memiliki cangkang yang tersusun oleh zat kapur (CaCo3 ). Secara morfologi, telur ayam buras ukurannya kecil, warna cangkang putih dan pori-pori cangkang lebih rapat dan tipis. Sedangkan pada telur ayam ras ukurannya besar, warna cangkang kecoklatan dan pori-pori cangkang kurang rapat dan tebal.
     Telur ayam buras maupun telur ayam ras selain dari cangkang yang berfungsi sebgai pelindung utama telur, juga memiliki bagian-bagian berikut: membrane cangkang, , albumin, kalaza, selaput vitelin, yolk dan blastodiskus atau keeping germinal. Cangkang telur mempunyai pori yang penting untuk pertukaran udara. Didalam cangkang terdapat selaput tipis di salah satu ujung telur selaput tersebut tidak menempel pada cangkang sehingga membentuk rongga udara. Rongga udara berfungsi sebagai sumber oksigen untuk embrio. Albumin berfungsi untuk melindungi zigot atau embrio dari goncangan dan sebagai cadangan makanan. Sedangkan kuning telur (yolk) berfungsi sebagai persediaan makanan bagi perkembangan embrio. Kalaza befungsi sebagai penahan kuning telur agar tetap pada tempatnya dan menjaga embrio agar tetap berada di bagian atas kuning telur.
Viskositas albumin pada telur ayam buras lebih cair, yolknya besar berwarna kuning terang dan albuminnya sedikit, sedangkan pada telur ayam ras viskositas albumin kental, yolknya kecil berwarna kuning gelap dan jumlah albumin lebih banyak. Di antara albumin dan yolk terdapat selaput yang disebut selaput vitelin yang berfungsi sebagai pelindung kuning telut agar tidak pecah dan bercampur dengan albumin. Sedangkan dibagian atas kuning telur terdapat keping germinal (blastodiskus) yang merupakan bakal calon individu baru.
Selaput telur terbagi menjadi 3 macam, yaitu selaput primer, selaput sekunder, dan selaput tersier. Selaput primer dihasilkan oleh telur sendiri, disebut oolema atau membran vitellin. Selaput sekunder dihasilkan oleh sel pemelihara telur (sel folikel) bersama telur sendiri. Selaput sekunder terletak di sebelah luar selaput primer. Pada Mamalia disebut  zona pellucida. Pada Insecta dan Cyclostomata disebut chorion.  Pada Amphibia, Reptilia dan Aves disebut zona radiata. Selaput tersier terbentuk setelah pembuahan. Dihasilkan oleh kelenjar saluran kelamin betina. Selaput lendir (jelly) pada Pisces dan Amphibia, serta lapisan albumen dan shell telur Reptilia, Aves, dan Monotremata adalah selaput tersier.
Tipe-tipe telur terdiri dari empat macam, yaitu  Homolecithal, Mesolecithal,   Megalecithal, dan Centrolecithal. Homolecithal, disebut juga oligolecithal atau isolecithal. Deutoplasma sedikit, tersebar rata diseluruh sitoplasma (ooplasma). Terdapat pada Amphioxus dan Metatheria dan Eutheria. Mesolecithal, berdeutoplasma sedang berupa lapisan di daerah kutub vagetal telur. Terdapat pada Amphibia. Megalecithal disebut juga telolecithal. Deutoplasmanya banyak sekali, membentuk lapisan yang hampir mengisi hampir semua telur; sedangkan inti dan sedikit sitoplasma menempati hanya daerah puncak kutub animal. Terdapat pada Pisces, Reptilia, Aves, dan Monotremata. Centrolecithal, deutoplasmanya relatif banyak dibandingkan dengan volume telur, tapi letaknya dibagian tengah. Sitoplasma berada sebelah luar. Terdapat pada Insecta. 















VIII.        Penutup
a.    Simpulan
            Dari hasil pengamatan dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1.      Gametogenesis merupakan proses pembentukan gamet (sel kelamin). Proses pembentukan gamet jantan disebut spermatogenesis, sedangkan proses pembentukan gamet betina adalah oogenesis.
2.      Bagian-bagian telur terdiri atas cangkang, selaput cangkang, rongga udara, albumin, kalaza, membran vitelin, yolk dan keping germinal (blastodiskus).
3.      Tipe-tipe telur terdiri dari empat macam, yaitu  Homolecithal, Mesolecithal,   Megalecithal, dan Centrolecithal.

b.    Saran
              Saran yang dapat saya ajukan pada praktikum ini agar bahan praktikum yang seharusnya diadakan jika memang susah untuk disiapkan agar dicarikan alternatif pengganti sehingga pengamatan terhadap bahan yang dimaksud tetap berlangsung.
Kendari,              April 2014
Asisten Pembimbing


 ( La Ode Imba S. Pd. )
Daftar Pustaka

Campbell. 2002. Biologi. Erlangga: Jakarta.
Gani, yarnelly. 1989. Embriologi Dasar. FMIPA UNAND: Padang.
Jasin, Maskoeri. 1984. Sistematik Hewan ( Invertebrata dan Vertebrata). Sinar Wijaya: Surabaya.
Pratiwi, 1986. Ilmu Reproduksi Hewan. Tarsito: Bandung.
Sherwood, lauralee. 2001. Fisiologi Hewan.  EGC: Jakarta.
Soewardiati.1989. Reproduksi dan Embriologi. IKIP: Surabaya.
Yatim, Wildan. 1990. Reproduksi dan Embryologi. Tarsito: Bandung.


0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Followers