I. JUDUL : KOMPETISI TUMBUHAN
II. TUJUAN : MENGAMATI PENGARUH KOMPETISI
III. LOKASI PRAKTIKUM : SAMPING
LABORATORIUM
PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
HALU OLEO
IV. HARI/ TANGGAL : SELASA 14
APRIL - 20 MEI 2015
V. NAMA
/STAMBUK : ALJIZAT IRIANTO / A1C2 12 034
A.
PENDAHULUAN
Kompetisi
adalah interaksi antar individu yang muncul akibat kesamaan kebutuhan akan
sumber daya yang bersifat terbatas, sehingga membatasi kemampuan bertahan
(survival), pertumbuhan dan reproduksi individu, atau dalam artian bahwa
kompetisi merupakan interaksi antar individu yang berakibat pada pengurangan
kemampuan hidup mereka. Kompetisi dapat terjadi antar individu (intraspesifik)
dan antar individu pada satu spesies yang sama atau interspesifik. Kompetisi
dapat didefenisikan sebagai salah satu bentuk interaksi antar tumbuhan yang
saling memperebutkan sumber daya alam yang tersedia terbatas pada lahan dan
waktu sama yang menimbulkan dampak negatif terhadap pertumbuhan dan hasil salah
satu jenis tumbuhan atau lebih. Sumber daya alam tersebut, contohnya air, hara,
cahaya, CO2, dan ruang tumbuh (Naughhton,1973: 90).
Di
alam organisme tidak hidup sendirian tetapi berdampingan dan saling
berinteraksi dengan organisme yang lainnya. Begitupun yang terjadi terhadap
tumbuhan, interaksi ini bisa terjadi antara tumbuhan yang sejenis ataupun tidak
sejenis. Interaksi yang terjadi antara organisme-organisme tersebut dapat
bersifat positif-positif, positif-netral, positif-negatif, netral-netral, dan
negatif- negatif. Namun dalam praktikum ini yang diteliti adalah kompetisi yang
terjadi antara tanaman jagung dan kacang hijau. Kompetisi tersebut dapat
berbentuk perebutan sumber daya yang terbatas (resource competition)
atau saling menyakiti antar indifidu yang sejenis dengan kekuatan fisik (interference
competition). Kompetisi yang terjadi antara individu sejenis disebut
sebagai kompetisi intraspesifik sedangakan interaksi antara individu yang
tidak sejenis disebut interaksi interspesifik (Wirakusumah, 2003: 98).
Setiap
organisme yang berinteraksi akan di rugikan jika sumber daya alam menjadi
terbatas jumlahnya. Yang jadi penyebab terjadinya persaingan antara lain
makanan atau zat hara, sinar matahari, dan lain–lain. Faktor-fator
intraspesifik merupakan mekanisme interaksi dari dalam individu organisme yang
turut mengendalikan kelimpahan populasi. Pada hakikatnya mekanisme
intraspesifik yang di maksud merupakan perubahan biologi yang berlangsung dari
waktu ke waktu (Setiyadi, 1989: 87)
Bila
dua spesies bergantung pada sumber tertentu dalam lingkungannya, maka mereka
saling bersaing untuk mendapatkan sumber tersebut. Yang paling sering terjadi
sumber yang diperebutkan adalah makanan, tetapi dapat pula hal-hal seperti
tempat berlindung, sumber air dan tempat yang disinari matahari. Semua
persyaratan ekologis suatu spesies merupakan relung ekologi spesies tersebut. Tumbuhan
juga selalu bersaing dengan tumbuhan lain untuk mendapatkan cahaya matahari,
tanah, air dan mineral. Untuk mendapatkannya terdapat banyak adaptasi khusus
yang dipakai oleh tumbuhan untuk mengurangi persaingan antarspesies (Kimball,
1999: 138).
Penyebab
utama kompetisi adalah sumber daya diantara tanaman dari spesies yang sama.
Akibat dari kompetisi ini terlihat pada perbedaan tinggi batang, jumlah daun,
dan diameter lateral akar. Akibat dari kompetisi ini akan berpengaruh terhadap
pembentukan karakter maupun dalam kemampuan untuk memproduksi buah. Tidak
seperti tanaman yang berbeda spesies, tanaman yang sama spesiesnya memiliki
kebutuhan yang sama antara yang satu dengan yang lain (Sowasono, 1987: 102).
Jagung merupakan tanaman semusim yang termasuk dalam
ordo Tripsaceae, famili Poaceae, sub famili
Panicoidae dan genus Zea. Tanaman jagung
memiliki akar serabut dengan tiga tipe akar, yaitu akar seminal yang
rumbuh dari radikula dan embrio, akar adventif
yang tumbuh dari buku terbawah, dan akar
udara (brace root). Batang jagung berbentuk silindris dan terdir dari sejumlah ruas dan buk, dengan
panjang yang berbeda-beda tergantung varietas dan lingkungan tempat tumbuh
(Sudjana et. al., 1991: 89).
Suhu
optimum untuk pertumbuhan jagung berkisar antara 20-26 C dengan curah
hujan 500-1500 mm per tahun. Pada proses
perkecambahan benih jagung memerlukan suhu yang cocok sekitar 30
C. Jagung dapat tumbuh di semua jenis tanah, tanah berpasir maupun tanah liat berat. Namun
tanaman ini akan tumbuh lebih baik pada
tanah yang gembur dan kaya akan humus dengan pH tanah 5,5-7,0 (Suprapto
dan Marzuki, 2002: 97).
Meskipun
persebaran geografis pada banyak spesies sebagian besar ditentukan oleh
adaptasinya terhadap faktor-faktor lingkungan abiotik, organisme juga
dipengaruhi oleh interaksi biotik dengan individu lain yang berada
disekitarnya. Koevolusi menjelaskan interaksi yang melibatkan adaptasi
evolusioner yang yang timbal balik pada dua spesies. Suatu perubahan dalam satu
spesies bertindak sebagai kekuatan selektif pada spesies lain, dan
kontra-adaptasi oleh spesies yang kedua, selanjutnya merupakan kekuatan
selektif pada individu-individu spesies pertama (Campbell, 2004: 364).
Berdasarkan teori-teori yang ada, maka dianggap
perlu untuk diadakan praktikum tentang “Kompetisi Tumbuhan” agar mengetahui pengaruh
kompetisi intraspesifik dan interspesifik terhadap tertumbuhan tanaman
jagung dan kacang hijau.
B. METODOE PRAKTIKUM
1.
Instrumen Praktikum
a.
Alat
Alat yang
digunakan dalam praktikum “Kempetisi Tumbuhan” ini dapat di lihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Alat dan Kegunaan
No.
|
Nama Alat
|
Kegunaan
|
1
1.
2.
3.
5.
6.
7.
|
Polybag
Skop/pacul
Mistar
Tali Rafia
Alat Tulis Menulis
Kertas Label
|
Untuk
media tanam jagung dan kacang ijo yang
diisi dengan tanah.
Menyekop
tanah dari permukaan untuk digunakan sebagai media dan mencampur pupuk
kandang dengan tanah.
Mengukur
tanaman jagung dan kacang hijau.
Mengukur
keliling batang tanaman Jagung dan Kacang hijau.
Mencatat
hasil pengamatan.
Memberi
label pada tanaman jagung dan kacang hijau.
|
b.
Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:
a.
Tanah Gembur
b.
Pupuk kandang
c.
Air
d.
Biji Jagung
e.
Biji Kacang hijau
2. Prosedur
Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada
praktikum “Kompetisi Tumbuhan” ini adalah sebagai berikut :
a.
Tahap
Persiapan
1) Menentukan lokasi untuk tempat pengambilan
tanah.
2) Menggali dan mengambil tanah yang akan digunakan secukupnya
serta membersihkan tanah tersebut dari akar tumbuhan maupun serasah daun kering
lainnya, Tanah yang diambil dimasukan ke dalam polybag
kurang lebih tiga perempat dari isi polybag.
3) Menandai setiap polybag dengan
berbagai perlakuan yang berbeda, yaitu kompetisi inter dan kompetisi intra dimana inter terbagi atas 2, 4
dan 8 benih tanaman jagung perpolybag dan kacang 2, 4 dan 8 perpolybag serta
untuk intra 1 polybag terdiri atas 1 jagung dan kacang, 2 jagung dan 2 kacang,
dan 4 jagung dan 4 kacang.
4) Sebelum biji-biji yang telah disiapkan
ditanam, dilakukan pemilihan terlebih dahulu. Dipilih biji yang paling bagus
dan baik untuk di tanam dengan cara merendam baji jagung selama 15 menit, biji
jagung yang terapung dianggap jagung yang tidak bagus atau rusak.
b. Tahap Penanaman
1) Biji-biji yang sudah dipilih dengan baik
kemudian ditanam di dalam polybag yang telah disiapkan.
2) Setiap polybag yang telah ditanami biji
ditandai dengan menggunakan kertas label. Pada kode Plot ’J’ polybag J-1
ditanami satu biji Jagung, pada polybag J-2 ditanami 2 biji Jagung, pada
polybag J-4 ditanami 4 biji Jagung, pada polybag J-8 ditanami 8 biji Jagung.
Pada kode Plot ’K’ polybag K-1 ditanami satu biji Kacang hijau, pada polybag
K-2 ditanami 2 biji Kacang hijau, pada polybag K-4 ditanami 4 biji Kacang
hijau, pada polybag K-8 ditanami 8 biji Kacang hijau. Pada kode Plot ’JK’
polybag JK-1 ditanam 1 biji Jagung dan 1 biji Kacang hijau, pada polybag JK-2
ditanami 2 biji Jagung dan 2 biji Kacang hijau, dan pada polybag JK-4 ditanam 4
biji Jagung dan 4 biji Kacang hijau. Jarak masing-masing biji diatur sedemikian
rupa sehingga tidak terlalu berdekatan dan masing-masing kode plot diberi
pengulangan.
3) Biji yang ditanam pada kode plot J hanya
perlu menanam biji Jagung saja sesuai dengan susunan pada Tabel 2. begitupula
kode plot K pada Tabel 3. dan Kode Plot JK pada Tabel 4.
4) Setiap 1 minggu 3 kali dilakukan
pengukuran terhadap tinggi tanaman, panjang daun, lebar daun, diameter batang dan
jumlah daun.
Tabel 2. Pola penanaman Jagung pada kode plot J.
Kode perlakuan
|
Jumlah Lubang
|
Pola penanaman
|
J-1
|
1
|
J
|
J-2
|
2
|
J
J
|
J-4
|
4
|
J
J
|
J
J
|
||
J-8
|
8
|
J
|
J
J J
|
||
J
J J
|
||
J
|
Tabel 3. Pola penanaman
Kacang Hijau pada kode plot K
Kode perlakuan
|
Jumlah Lubang
|
Pola penanaman
|
K-1
|
1
|
K
|
K-2
|
2
|
K
K
|
K-4
|
4
|
K
K
|
K
K
|
||
K-8
|
8
|
K
|
K K
K
|
||
K
K K
|
||
K
|
Tabel 4. Pola penanaman Jagung dan
Kacang hijau pada kode Plot JK.
Kode perlakuan
|
Jumlah Lubang J
|
Jumlah Lubang K
|
Pola penanaman
|
JK-1
|
1
|
1
|
J K
|
JK-2
|
2
|
2
|
J
K
|
K
J
|
|||
JK-4
|
4
|
4
|
J
|
J
K J
|
|||
K J
K
|
|||
K
|
c. Analisis
Hasil Percobaan/Panen
1) Setelah
pengukuran, dilakukan pemanenan terhadap Jagung dan Kacang hijau tersebut.
2) Pemanenan dilakukan dengan cara
mengeluarkan semua tumbuhan dari masing-masing polybag, dimana tanaman dicabut
sampai pada bagian akar tanaman tersebut
3) Menimbang
berat Basah dan berat kering tanaman Jagung dan Kacang hijau, tetapi menimbang
secara satu persatu sesuai dengan kode plot yang ditandai pada polybag.
4)
Setelah poin 1 dan 2 selesai maka dilakukanlah
analisis terhadap tanaman Jagung dan Kacang hijau dari data yang diperoleh
kemudian dibuatkan grafik masing-masing
kode yaitu ‘j’, ‘K’, dan ‘JK’.
C.
HASIL PENGAMATAN
1. Tabel Pengamatan Intraspesies Jagung
Polibag
|
No. Urut
|
Indikator Pengukuran
|
||||
TT
|
PD
|
LD
|
DB
|
JD
|
||
I
|
1
|
39.25
|
30.15
|
1.544
|
1.413
|
3.96
|
|
1
|
41.77
|
30.9
|
1.544
|
1.463
|
4.8
|
II
|
2
|
41.42
|
31.89
|
1.725
|
1.488
|
5.3
|
|
1
|
40.48
|
29.93
|
1.638
|
1.517
|
4.6
|
III
|
2
|
44.47
|
33.3
|
1.557
|
1.4
|
4.4
|
|
3
|
37.85
|
29.17
|
1.367
|
1.144
|
3.5
|
|
4
|
38.84
|
29.16
|
2.656
|
1.371
|
4.3
|
|
1
|
39
|
26.86
|
1.344
|
1.35
|
3.8
|
|
2
|
39.03
|
32.71
|
1.617
|
1.76
|
4.2
|
|
3
|
39.24
|
32.14
|
1.275
|
1.093
|
4.8
|
IV
|
4
|
39.56
|
29.62
|
1.578
|
1.228
|
4.4
|
|
5
|
39.38
|
29.26
|
1.683
|
1.25
|
4.7
|
|
6
|
34.25
|
27.05
|
1.375
|
1.229
|
4.1
|
|
7
|
38.44
|
29.67
|
1.483
|
1.75
|
4.4
|
|
8
|
37.61
|
27.24
|
4.075
|
1.138
|
4.3
|
Keterangan:
·
TT = tinggi
tanaman
·
PD = panjang daun
·
LD = lebar daun
·
DB = diameter
batang
·
JD = jumlah daun
2.
Tabel pengamatan
intraspesies kacang hijau
Polibag
|
No. Urut
|
Indikator
Pengukuran
|
||||
TT
|
PD
|
LD
|
DB
|
JD
|
||
I
|
1
|
19.37
|
6.43
|
1.544
|
0.875
|
5
|
|
1
|
28.08
|
6.02
|
1.544
|
1.067
|
6.8
|
II
|
2
|
27.16
|
5.24
|
1.725
|
1.138
|
4.1
|
|
1
|
27.58
|
4.578
|
1.638
|
0.778
|
4.8
|
III
|
2
|
29.88
|
5.567
|
1.557
|
0.767
|
4.6
|
|
3
|
30.97
|
5.322
|
1.367
|
1.03
|
5.2
|
|
4
|
26.16
|
4.8
|
2.656
|
0.85
|
3.3
|
|
1
|
27.26
|
5.69
|
1.344
|
0.706
|
4.7
|
|
2
|
33.39
|
5.58
|
1.617
|
0.963
|
5.9
|
|
3
|
27.47
|
5.27
|
1.275
|
0.964
|
5.9
|
IV
|
4
|
29.06
|
5.61
|
1.578
|
0.966
|
5.9
|
|
5
|
28.92
|
4.77
|
1.683
|
1.193
|
5.9
|
|
6
|
30.79
|
5.767
|
1.375
|
1.267
|
5.9
|
|
7
|
33.05
|
5.67
|
1.483
|
1.088
|
6.6
|
|
8
|
26.02
|
5.03
|
4.075
|
1.143
|
3
|
3. Tabel pengamatan interspesies
Polibag
|
No. Urut
|
Indikator
Pengukuran
|
||||
TT
|
PD
|
LD
|
DB
|
JD
|
||
I
|
J1
|
27.85
|
19.22
|
1.456
|
3.156
|
3.9
|
K1
|
23.83
|
5
|
1.783
|
1.367
|
3.8
|
|
|
J1
|
30.05
|
22.52
|
1.529
|
4.014
|
3.3
|
II
|
J2
|
27.86
|
19.86
|
1.738
|
1.311
|
3.6
|
|
K1
|
26.57
|
5.367
|
1.79
|
0.957
|
4
|
|
K2
|
27.76
|
4.26
|
1.856
|
0.971
|
3.9
|
|
J1
|
34.1
|
21.76
|
1.733
|
0.925
|
3.5
|
III
|
J2
|
29.6
|
20.67
|
1.613
|
1.68
|
4.2
|
|
J3
|
26.23
|
18.61
|
1.671
|
1.193
|
4
|
|
J4
|
31.22
|
22.87
|
1.622
|
2.771
|
3.2
|
|
K1
|
28.71
|
5.233
|
1.95
|
0.593
|
5.6
|
|
K2
|
29.96
|
5.35
|
2.113
|
1.4
|
4.2
|
|
K3
|
21.92
|
4.63
|
1.878
|
1
|
4.2
|
|
K4
|
26.17
|
4.5
|
1.87
|
1.788
|
3.4
|
4. Berat basah
tanaman
a) Kacang hijau
polibag
|
Tanaman
|
b. Basah
|
Rerata
|
I
|
k1
|
1.42
|
1.42
|
II
|
k1
|
1.01
|
1.3155
|
|
k2
|
1.621
|
|
III
|
k1
|
1.1
|
0.84675
|
|
k2
|
0.887
|
|
|
k3
|
0.65
|
|
|
k4
|
0.75
|
|
IV
|
k1
|
0.42
|
0.4885
|
|
k2
|
0.55
|
|
|
k3
|
0.741
|
|
|
k4
|
0.563
|
|
|
k5
|
0.416
|
|
|
k6
|
0.315
|
|
|
k7
|
0.472
|
|
|
k8
|
0.431
|
b)
Jagung
polibek
|
Tanaman
|
b. Basah
|
Rerata
|
I
|
j1
|
2.247
|
2.247
|
II
|
j1
|
3.12
|
4.284
|
|
j2
|
5
|
|
III
|
j1
|
5.067
|
5.12925
|
|
j2
|
6.667
|
|
|
j3
|
4.243
|
|
|
j4
|
4.54
|
|
IV
|
j1
|
0.987
|
1.990375
|
|
j2
|
3.29
|
|
|
j3
|
3.28
|
|
|
j4
|
2.01
|
|
|
j5
|
1.856
|
|
|
j6
|
0.88
|
|
|
j7
|
2.42
|
|
|
j8
|
1.2
|
c)
Interspesies
polibag
|
Tanaman
|
b. Basah
|
Rerata
|
I
|
k1
|
2.01
|
5.8905
|
|
j1
|
9.771
|
|
II
|
k1
|
0.872
|
6.265
|
|
k2
|
0.455
|
|
|
j1
|
6.686
|
|
|
j2
|
5.843
|
|
III
|
k1
|
0.17
|
0.279
|
|
k2
|
0.365
|
|
|
k3
|
0.316
|
|
|
k4
|
0.265
|
|
|
j1
|
4.126
|
3.2735
|
|
j2
|
3.103
|
|
|
j3
|
2.605
|
|
|
j4
|
3.26
|
D.
PEMBAHASAN
Setiap organisme yang berinteraksi akan di rugikan jika
sumber daya alam menjadi terbatas jumlahnya. Yang jadi penyebab terjadinya
persaingan antara lain makanan atau zat hara, sinar matahari, dan lain–lain.
Faktor-fator intraspesifik merupakan mekanisme interaksi dari dalam individu
organisme yang turut mengendalikan kelimpahan populasi. Pada hakikatnya
mekanisme intraspesifik yang di maksud merupakan perubahan biologi yang
berlangsung dari waktu ke waktu. Interaksi
yang terjadi antara organisme-organisme tersebut dapat bersifat
positif-positif, positif-netral, positif-negatif, netral-netral, dan negatif-
negatif. Namun dalam praktikum ini yang diteliti adalah kompetisi yang terjadi
antara tanaman jagung dengan organisme sesama jenisnya dan tanaman kacang hijau
dengan organisme yang sesama jenisnya juga. Kompetisi tersebut dapat berbentuk
perebutan sumber daya yang terbatas (resource competition).
Kompetisi antara
tanaman tersebut terjadi karena faktor tumbuh yang terbatas. Faktor yang dikompetisikan
antara lain hara, cahaya, CO2, cahaya dan ruang tumbuh. Besarnya daya kompetisi
tumbuhan kompetitor tergantung pada beberapa faktor antara lain jumlah individu dan berat tanaman
kompetitor, siklus hidup tanaman kompetitor, periode tanaman, dan jenis
tanaman. Oleh karena itu dalam praktikum ini kedua sampel tanaman akan diamati dan untuk memahami interaksi. Pada
umumnya kecepatan perkecambahan dan pertumbuhan suatu biji tumbuhan merupakan
faktor penentu untuk menghadapi dan menanggulangi persaingan.
Di
alam persaingan yang dilakukan oleh tumbuhan dapat terjadi antara individu-individu dari satu jenis yang sama
(intraspesifik) atau individu-individu dari jenis yang berbeda (interspesifik).
Persaingan ini terjadi dikarenakan individu-individu termasuk mempunyai
kebutuhan yang sama faktor-faktor tertentu yang tidak tersedia dalam jumlah
yang cukup dalam lingkungannya, seperti : makanan, tempat hidup, cahaya, O2,
air, dan lain-lain. Akibat dari persaingan ini kedua belah pihak akan saling
mempengaruhi laju pertumbuhannya dan akan menurunkan produksi yang
dihasilkannya.
Pada praktikum ini diamati
pertumbuhan pada jagung dan kacang hijau yang di tanam pada
polybag dengan jumlah, jarak dan kepadatan yang berbeda pada setiap plot dan dengan perlakuan yang sama dimulai dari jumlah
intensitas cahaya dan suplai air setip harinya. Berdasarkan pengamatan, semakin banyak jumlah tanaman jagung dalam
polibag, tingkat kesuburan serta biomasa dari tiap tanaman dalam polybag
semakin menurun dan rendah. Begitupula pada percobaan dengan tanaman
interspesies. Hal kombinasi yang menyebabkan pertumbuhan yang paling
terhambat dilihat dari pertumbuhan tinggi batang maupun luas daun adalah polybag dengan jumlah 3
individu hal ini disebabkan karena
individunya paling banyak . berdasarkan pengamatan, tanaman kacang hijau
lebih tinggi biomassanya ketika ditanam pada polybag tersendiri, hal ini
menunjukkan tinkat penyerapan nutrisi oleh jagung lebih tinggi dibandingkan
kacang hijau, sehingga pertumbuhan kacang hijau lebih terhambat dibandingkan
jagung, bahkan pada beberapa polybag sampai mengalami kematian akibat tidak
mampunya berkompetisi dengan tanaman jagung.
Berdasarkan hasil pengamatan, tiap tanaman yang ditanam
berdampingan dengan tanaman lain baik yang sejenis maupun tidak, menunjukkan biomassa yang rendah
dibandingkan dengan tanaman yang ditanam menyendiri meskipun secara keseluruhan
tiap tanaman selalu mengalami pertumbuhan tinggi batang dan luas daun. Persaingan yang terjadi
antara organisme-organisme tersebut.
E. PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan
data pengukuran dan pembahasan dapat disimpulkan beberapa hal yaitu :
1.
Kompetisi adalah suatu pola interaksi bersifat negatif
yang melibatkan dua atau lebih organisme, yang menggunakan sumber daya yang
sama dalam keadaan terbatas. Kompetisi dibedakan menjadi kompetisi
intra-spesifik dan kompetisi inter-spesifik.
2.
Pengaruh kompetisi intra-spesifik lebih besar
dibandingkan kompetisi inter-spesifik sebab tanaman menggunakan sumber daya
yang sama sehingga kompetisi yang terjadi lebih besar dimana salah satu
individu dapat tumbuh dengan pesat dan individu lain terhambat pertumbuhannya.
3.
Perbedaan Pertambahan ukuran tumbuhan pada kacang dan
jagung, memberikan biomassa yang berbeda. Semakin cepat pertumbuhan tanaman
maka semakin besar biomassanya.
2. Saran
Saran yang dapat saya ajukan pada
praktikum ini adalah agar sebaiknya asisten pembimbing praktikum dapat
mendampingi dan mengontrol praktikan selama melakukan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell. 2004. Biologi Jilid 3. Erlangga. Jakarta
Kimball. 1999. Biologi Jilid 3. Erlangga, Jakarta
Naughhton.1973. Ekologi Umum edisi Ke 2. UGM
Press.Yogyakarta
Sastroutomo, S., 2005. Ekologi Gulma. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta
Sowasono,
Haddy.1987. Biologi Pertanian. Rajawali Press. Jakarta
Wirakusumah, S., 2003. Dasar-dasar Ekologi bagi populasi dan
Komunitas. UI-Press. Jakarta
Arnita, indriani.1990. Ekologi Umum. Gita Media Press. Jakarta
0 komentar:
Posting Komentar