Rabu, 04 November 2015

LAPORAN EKOLOGI TUMBUHAN: KOMPETISI TUMBUHAN

I.      JUDUL                                      : KOMPETISI TUMBUHAN
II.   TUJUAN                                    : MENGAMATI PENGARUH KOMPETISI  
 INTRASPESIFIK     DAN INTERSPESIFIK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG DAN KACANG HIJAU      
III.    LOKASI PRAKTIKUM     :  SAMPING LABORATORIUM
PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU  PENDIDIKAN UNIVERSITAS HALU OLEO
IV.    HARI/ TANGGAL                : SELASA 14 APRIL  - 20 MEI 2015
V.     NAMA /STAMBUK              : ALJIZAT IRIANTO / A1C2 12 034
 

A.    PENDAHULUAN
              Kompetisi adalah interaksi antar individu yang muncul akibat kesamaan kebutuhan akan sumber daya yang bersifat terbatas, sehingga membatasi kemampuan bertahan (survival), pertumbuhan dan reproduksi individu, atau dalam artian bahwa kompetisi merupakan interaksi antar individu yang berakibat pada pengurangan kemampuan hidup mereka. Kompetisi dapat terjadi antar individu (intraspesifik) dan antar individu pada satu spesies yang sama atau interspesifik. Kompetisi dapat didefenisikan sebagai salah satu bentuk interaksi antar tumbuhan yang saling memperebutkan sumber daya alam yang tersedia terbatas pada lahan dan waktu sama yang menimbulkan dampak negatif terhadap pertumbuhan dan hasil salah satu jenis tumbuhan atau lebih. Sumber daya alam tersebut, contohnya air, hara, cahaya, CO2, dan ruang tumbuh (Naughhton,1973: 90).
              Di alam organisme tidak hidup sendirian tetapi berdampingan dan saling berinteraksi dengan organisme yang lainnya. Begitupun yang terjadi terhadap tumbuhan, interaksi ini bisa terjadi antara tumbuhan yang sejenis ataupun tidak sejenis. Interaksi yang terjadi antara organisme-organisme tersebut dapat bersifat positif-positif, positif-netral, positif-negatif, netral-netral, dan negatif- negatif. Namun dalam praktikum ini yang diteliti adalah kompetisi yang terjadi antara tanaman jagung dan kacang hijau. Kompetisi tersebut dapat berbentuk perebutan sumber daya yang terbatas (resource competition) atau saling menyakiti antar indifidu yang sejenis dengan kekuatan fisik (interference competition). Kompetisi yang terjadi antara individu sejenis disebut sebagai kompetisi intraspesifik sedangakan interaksi antara individu yang tidak sejenis disebut interaksi interspesifik (Wirakusumah, 2003: 98).
              Setiap organisme yang berinteraksi akan di rugikan jika sumber daya alam menjadi terbatas jumlahnya. Yang jadi penyebab terjadinya persaingan antara lain makanan atau zat hara, sinar matahari, dan lain–lain. Faktor-fator intraspesifik merupakan mekanisme interaksi dari dalam individu organisme yang turut mengendalikan kelimpahan populasi. Pada hakikatnya mekanisme intraspesifik yang di maksud merupakan perubahan biologi yang berlangsung dari waktu ke waktu (Setiyadi, 1989: 87)
              Bila dua spesies bergantung pada sumber tertentu dalam lingkungannya, maka mereka saling bersaing untuk mendapatkan sumber tersebut. Yang paling sering terjadi sumber yang diperebutkan adalah makanan, tetapi dapat pula hal-hal seperti tempat berlindung, sumber air dan tempat yang disinari matahari. Semua persyaratan ekologis suatu spesies merupakan relung ekologi spesies tersebut. Tumbuhan juga selalu bersaing dengan tumbuhan lain untuk mendapatkan cahaya matahari, tanah, air dan mineral. Untuk mendapatkannya terdapat banyak adaptasi khusus yang dipakai oleh tumbuhan untuk mengurangi persaingan antarspesies (Kimball, 1999: 138).
              Penyebab utama kompetisi adalah sumber daya diantara tanaman dari spesies yang sama. Akibat dari kompetisi ini terlihat pada perbedaan tinggi batang, jumlah daun, dan diameter lateral akar. Akibat dari kompetisi ini akan berpengaruh terhadap pembentukan karakter maupun dalam kemampuan untuk memproduksi buah. Tidak seperti tanaman yang berbeda spesies, tanaman yang sama spesiesnya memiliki kebutuhan yang sama antara yang satu dengan yang lain             (Sowasono, 1987: 102).
              Jagung  merupakan tanaman semusim yang termasuk dalam ordo  Tripsaceae, famili Poaceae, sub famili Panicoidae dan genus Zea. Tanaman jagung  memiliki akar serabut dengan tiga tipe akar, yaitu akar seminal yang rumbuh dari  radikula dan embrio, akar adventif yang tumbuh dari buku terbawah, dan akar  udara (brace root). Batang jagung berbentuk silindris dan  terdir dari sejumlah ruas dan buk, dengan panjang yang berbeda-beda tergantung varietas dan lingkungan tempat tumbuh (Sudjana et. al., 1991: 89).
              Suhu optimum untuk pertumbuhan jagung berkisar antara 20-26 C dengan curah hujan  500-1500 mm per tahun. Pada proses perkecambahan benih jagung memerlukan suhu yang cocok sekitar 30 C. Jagung dapat tumbuh di semua jenis tanah, tanah  berpasir maupun tanah liat berat. Namun tanaman ini akan tumbuh lebih baik pada  tanah yang gembur dan kaya akan humus dengan pH tanah 5,5-7,0 (Suprapto dan Marzuki, 2002: 97). 
              Meskipun persebaran geografis pada banyak spesies sebagian besar ditentukan oleh adaptasinya terhadap faktor-faktor lingkungan abiotik, organisme juga dipengaruhi oleh interaksi biotik dengan individu lain yang berada disekitarnya. Koevolusi menjelaskan interaksi yang melibatkan adaptasi evolusioner yang yang timbal balik pada dua spesies. Suatu perubahan dalam satu spesies bertindak sebagai kekuatan selektif pada spesies lain, dan kontra-adaptasi oleh spesies yang kedua, selanjutnya merupakan kekuatan selektif pada individu-individu spesies pertama (Campbell, 2004: 364).
              Berdasarkan teori-teori yang ada, maka dianggap perlu untuk diadakan praktikum tentang “Kompetisi Tumbuhan” agar mengetahui pengaruh kompetisi intraspesifik dan interspesifik terhadap tertumbuhan  tanaman  jagung dan kacang hijau.    





B.  METODOE PRAKTIKUM
1.      Instrumen Praktikum
a.    Alat
              Alat yang digunakan dalam praktikum “Kempetisi Tumbuhan” ini dapat di lihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Alat dan Kegunaan
No.
Nama Alat
Kegunaan
1
1.
 
  2.
 


   3.
  
   5.
 
   6.
   7.
      

Polybag

Skop/pacul



Mistar

Tali Rafia

Alat Tulis Menulis
Kertas Label


Untuk media tanam jagung dan kacang ijo yang   diisi dengan tanah.
Menyekop tanah dari permukaan untuk digunakan sebagai media dan mencampur pupuk kandang dengan tanah.
Mengukur tanaman jagung dan kacang hijau.
Mengukur keliling batang tanaman Jagung dan Kacang hijau.
Mencatat hasil pengamatan.
Memberi label pada tanaman jagung dan kacang hijau.

b.   Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum  ini yaitu:


a.         Tanah Gembur
b.        Pupuk kandang
c.         Air
d.        Biji Jagung
e.         Biji Kacang hijau



2.      Prosedur Kerja
           Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum “Kompetisi Tumbuhan” ini adalah sebagai berikut :
a.       Tahap Persiapan
1)      Menentukan lokasi untuk tempat pengambilan tanah.
2)      Menggali dan mengambil tanah yang akan digunakan secukupnya serta membersihkan tanah tersebut dari akar tumbuhan maupun serasah daun kering lainnya, Tanah  yang diambil dimasukan ke dalam polybag kurang lebih tiga perempat dari isi polybag.
3)      Menandai setiap polybag dengan berbagai perlakuan yang berbeda, yaitu kompetisi inter dan kompetisi intra dimana inter terbagi atas 2, 4 dan 8 benih tanaman jagung perpolybag dan kacang 2, 4 dan 8 perpolybag serta untuk intra 1 polybag terdiri atas 1 jagung dan kacang, 2 jagung dan 2 kacang, dan 4 jagung dan 4 kacang.
4)      Sebelum biji-biji yang telah disiapkan ditanam, dilakukan pemilihan terlebih dahulu. Dipilih biji yang paling bagus dan baik untuk di tanam dengan cara merendam baji jagung selama 15 menit, biji jagung yang terapung dianggap jagung yang tidak bagus atau rusak.



b.      Tahap Penanaman
1)      Biji-biji yang sudah dipilih dengan baik kemudian ditanam di dalam polybag yang telah disiapkan.
2)      Setiap polybag yang telah ditanami biji ditandai dengan menggunakan kertas label. Pada kode Plot ’J’ polybag J-1 ditanami satu biji Jagung, pada polybag J-2 ditanami 2 biji Jagung, pada polybag J-4 ditanami 4 biji Jagung, pada polybag J-8 ditanami 8 biji Jagung. Pada kode Plot ’K’ polybag K-1 ditanami satu biji Kacang hijau, pada polybag K-2 ditanami 2 biji Kacang hijau, pada polybag K-4 ditanami 4 biji Kacang hijau, pada polybag K-8 ditanami 8 biji Kacang hijau. Pada kode Plot ’JK’ polybag JK-1 ditanam 1 biji Jagung dan 1 biji Kacang hijau, pada polybag JK-2 ditanami 2 biji Jagung dan 2 biji Kacang hijau, dan pada polybag JK-4 ditanam 4 biji Jagung dan 4 biji Kacang hijau. Jarak masing-masing biji diatur sedemikian rupa sehingga tidak terlalu berdekatan dan masing-masing kode plot diberi pengulangan. 
3)      Biji yang ditanam pada kode plot J hanya perlu menanam biji Jagung saja sesuai dengan susunan pada Tabel 2. begitupula kode plot K pada Tabel 3. dan Kode Plot JK pada Tabel 4.
4)      Setiap 1 minggu 3 kali dilakukan pengukuran terhadap tinggi tanaman, panjang daun, lebar daun, diameter batang dan jumlah daun.


       Tabel 2. Pola penanaman Jagung pada kode plot J.
Kode perlakuan
Jumlah Lubang
Pola penanaman
J-1
1
J
J-2
2
   J                  J
J-4
4
   J                  J
   J                  J
J-8
8
 J
   J         J       J
   J         J       J
 J

       Tabel 3. Pola penanaman Kacang Hijau pada kode plot K
Kode perlakuan
Jumlah Lubang
Pola penanaman
K-1
1
K
K-2
2
   K                 K
K-4
4
  K                   K
   K                 K
K-8
8
K
   K        K       K
  K        K        K
K







 Tabel 4. Pola penanaman Jagung dan Kacang hijau pada kode Plot JK.

Kode perlakuan
Jumlah Lubang J
Jumlah Lubang K
Pola penanaman
JK-1
1
1
  J                K
JK-2
2
2
       J         K
       K         J
JK-4
4
4
J
J       K       J
 K      J       K
K

c.       Analisis Hasil Percobaan/Panen 
1)      Setelah pengukuran, dilakukan pemanenan terhadap Jagung dan Kacang hijau tersebut.
2)      Pemanenan dilakukan dengan cara mengeluarkan semua tumbuhan dari masing-masing polybag, dimana tanaman dicabut sampai pada bagian akar tanaman tersebut
3)      Menimbang berat Basah dan berat kering tanaman Jagung dan Kacang hijau, tetapi menimbang secara satu persatu sesuai dengan kode plot yang ditandai pada polybag.
4)      Setelah poin 1 dan 2 selesai maka dilakukanlah analisis terhadap tanaman Jagung dan Kacang hijau dari data yang diperoleh kemudian dibuatkan grafik  masing-masing kode yaitu ‘j’, ‘K’, dan ‘JK’.


C.    HASIL PENGAMATAN
1.   Tabel Pengamatan Intraspesies Jagung
Polibag
No. Urut
Indikator Pengukuran
TT
PD
LD
DB
JD
I
1
39.25
30.15
1.544
1.413
3.96

1
41.77
30.9
1.544
1.463
4.8
II
2
41.42
31.89
1.725
1.488
5.3

1
40.48
29.93
1.638
1.517
4.6
III
2
44.47
33.3
1.557
1.4
4.4

3
37.85
29.17
1.367
1.144
3.5

4
38.84
29.16
2.656
1.371
4.3

1
39
26.86
1.344
1.35
3.8

2
39.03
32.71
1.617
1.76
4.2

3
39.24
32.14
1.275
1.093
4.8
IV
4
39.56
29.62
1.578
1.228
4.4

5
39.38
29.26
1.683
1.25
4.7

6
34.25
27.05
1.375
1.229
4.1

7
38.44
29.67
1.483
1.75
4.4

8
37.61
27.24
4.075
1.138
4.3

Keterangan:
·         TT = tinggi tanaman
·         PD = panjang daun
·         LD = lebar daun
·         DB = diameter batang
·         JD = jumlah daun



2.   Tabel pengamatan intraspesies kacang hijau
Polibag
No. Urut
Indikator Pengukuran
TT
PD
LD
DB
JD
I
1
19.37
6.43
1.544
0.875
5

1
28.08
6.02
1.544
1.067
6.8
II
2
27.16
5.24
1.725
1.138
4.1

1
27.58
4.578
1.638
0.778
4.8
III
2
29.88
5.567
1.557
0.767
4.6

3
30.97
5.322
1.367
1.03
5.2

4
26.16
4.8
2.656
0.85
3.3

1
27.26
5.69
1.344
0.706
4.7

2
33.39
5.58
1.617
0.963
5.9

3
27.47
5.27
1.275
0.964
5.9
IV
4
29.06
5.61
1.578
0.966
5.9

5
28.92
4.77
1.683
1.193
5.9

6
30.79
5.767
1.375
1.267
5.9

7
33.05
5.67
1.483
1.088
6.6

8
26.02
5.03
4.075
1.143
3

3.   Tabel pengamatan interspesies
Polibag
No. Urut
Indikator Pengukuran
TT
PD
LD
DB
JD
I
J1
27.85
19.22
1.456
3.156
3.9
K1
23.83
5
1.783
1.367
3.8

J1
30.05
22.52
1.529
4.014
3.3
II
J2
27.86
19.86
1.738
1.311
3.6

K1
26.57
5.367
1.79
0.957
4

K2
27.76
4.26
1.856
0.971
3.9

J1
34.1
21.76
1.733
0.925
3.5
III
J2
29.6
20.67
1.613
1.68
4.2

J3
26.23
18.61
1.671
1.193
4

J4
31.22
22.87
1.622
2.771
3.2

K1
28.71
5.233
1.95
0.593
5.6

K2
29.96
5.35
2.113
1.4
4.2

K3
21.92
4.63
1.878
1
4.2

K4
26.17
4.5
1.87
1.788
3.4
4.   Berat basah tanaman
a)      Kacang hijau
polibag
Tanaman
b. Basah
Rerata
I
k1
1.42
1.42
II
k1
1.01
1.3155

k2
1.621
III
k1
1.1
0.84675

k2
0.887

k3
0.65

k4
0.75
IV
k1
0.42
0.4885

k2
0.55

k3
0.741

k4
0.563

k5
0.416

k6
0.315

k7
0.472

k8
0.431
b)      Jagung
polibek
Tanaman
b. Basah
Rerata
I
j1
2.247
2.247
II
j1
3.12
4.284

j2
5
III
j1
5.067
5.12925

j2
6.667

j3
4.243

j4
4.54
IV
j1
0.987
1.990375

j2
3.29

j3
3.28

j4
2.01

j5
1.856

j6
0.88

j7
2.42

j8
1.2
c)      Interspesies
polibag
Tanaman
b. Basah
Rerata
I
k1
2.01
5.8905

j1
9.771
II
k1
0.872
6.265

k2
0.455

j1
6.686

j2
5.843
III
k1
0.17
0.279

k2
0.365

k3
0.316

k4
0.265

j1
4.126
3.2735

j2
3.103

j3
2.605

j4
3.26




D.    PEMBAHASAN
Setiap organisme yang berinteraksi akan di rugikan jika sumber daya alam menjadi terbatas jumlahnya. Yang jadi penyebab terjadinya persaingan antara lain makanan atau zat hara, sinar matahari, dan lain–lain. Faktor-fator intraspesifik merupakan mekanisme interaksi dari dalam individu organisme yang turut mengendalikan kelimpahan populasi. Pada hakikatnya mekanisme intraspesifik yang di maksud merupakan perubahan biologi yang berlangsung dari waktu ke waktu. Interaksi yang terjadi antara organisme-organisme tersebut dapat bersifat positif-positif, positif-netral, positif-negatif, netral-netral, dan negatif- negatif. Namun dalam praktikum ini yang diteliti adalah kompetisi yang terjadi antara tanaman jagung dengan organisme sesama jenisnya dan tanaman kacang hijau dengan organisme yang sesama jenisnya juga. Kompetisi tersebut dapat berbentuk perebutan sumber daya yang terbatas (resource competition).
Kompetisi antara tanaman tersebut terjadi karena faktor tumbuh yang terbatas. Faktor yang dikompetisikan antara lain hara, cahaya, CO2, cahaya dan ruang tumbuh. Besarnya daya kompetisi tumbuhan kompetitor tergantung pada beberapa faktor  antara lain jumlah individu dan berat tanaman kompetitor, siklus hidup tanaman kompetitor, periode tanaman, dan jenis tanaman. Oleh karena itu dalam praktikum ini kedua sampel tanaman akan diamati dan untuk memahami interaksi. Pada umumnya kecepatan perkecambahan dan pertumbuhan suatu biji tumbuhan merupakan faktor penentu untuk menghadapi dan menanggulangi persaingan.
                  Di alam persaingan yang dilakukan oleh tumbuhan dapat terjadi antara individu-individu dari satu jenis yang sama (intraspesifik) atau individu-individu dari jenis yang berbeda (interspesifik). Persaingan ini terjadi dikarenakan individu-individu termasuk mempunyai kebutuhan yang sama faktor-faktor tertentu yang tidak tersedia dalam jumlah yang cukup dalam lingkungannya, seperti : makanan, tempat hidup, cahaya, O2, air, dan lain-lain. Akibat dari persaingan ini kedua belah pihak akan saling mempengaruhi laju pertumbuhannya dan akan menurunkan produksi yang dihasilkannya.
Pada praktikum ini diamati pertumbuhan pada jagung dan kacang hijau yang di tanam pada polybag dengan jumlah, jarak dan kepadatan yang berbeda pada setiap plot dan dengan  perlakuan yang sama dimulai dari jumlah intensitas cahaya dan suplai air setip harinya. Berdasarkan pengamatan, semakin banyak jumlah tanaman jagung dalam polibag, tingkat kesuburan serta biomasa dari tiap tanaman dalam polybag semakin menurun dan rendah. Begitupula pada percobaan dengan tanaman interspesies. Hal kombinasi yang menyebabkan pertumbuhan yang paling terhambat dilihat dari pertumbuhan tinggi batang maupun luas daun adalah polybag dengan jumlah 3 individu  hal ini disebabkan karena individunya  paling banyak . berdasarkan pengamatan, tanaman kacang hijau lebih tinggi biomassanya ketika ditanam pada polybag tersendiri, hal ini menunjukkan tinkat penyerapan nutrisi oleh jagung lebih tinggi dibandingkan kacang hijau, sehingga pertumbuhan kacang hijau lebih terhambat dibandingkan jagung, bahkan pada beberapa polybag sampai mengalami kematian akibat tidak mampunya berkompetisi dengan tanaman jagung.
Berdasarkan hasil pengamatan, tiap tanaman yang ditanam berdampingan dengan tanaman lain baik yang sejenis maupun  tidak, menunjukkan biomassa yang rendah dibandingkan dengan tanaman yang ditanam menyendiri meskipun secara keseluruhan tiap tanaman selalu mengalami pertumbuhan tinggi  batang dan luas daun. Persaingan yang terjadi antara organisme-organisme tersebut.



E.  PENUTUP
1.      Kesimpulan
        Berdasarkan data pengukuran dan pembahasan dapat disimpulkan beberapa hal yaitu :
1.      Kompetisi adalah suatu pola interaksi bersifat negatif yang melibatkan dua atau lebih organisme, yang menggunakan sumber daya yang sama dalam keadaan terbatas. Kompetisi dibedakan menjadi kompetisi intra-spesifik dan kompetisi inter-spesifik.
2.      Pengaruh kompetisi intra-spesifik lebih besar dibandingkan kompetisi inter-spesifik sebab tanaman menggunakan sumber daya yang sama sehingga kompetisi yang terjadi lebih besar dimana salah satu individu dapat tumbuh dengan pesat dan individu lain terhambat pertumbuhannya.
3.      Perbedaan Pertambahan ukuran tumbuhan pada kacang dan jagung, memberikan biomassa yang berbeda. Semakin cepat pertumbuhan tanaman maka semakin besar biomassanya.
2.      Saran
        Saran yang dapat saya ajukan pada praktikum ini adalah agar sebaiknya asisten pembimbing praktikum dapat mendampingi dan mengontrol praktikan selama melakukan praktikum.

DAFTAR PUSTAKA
Campbell. 2004. Biologi Jilid 3. Erlangga. Jakarta
Kimball. 1999. Biologi Jilid 3. Erlangga, Jakarta
Naughhton.1973. Ekologi Umum edisi Ke 2. UGM Press.Yogyakarta
Sastroutomo, S., 2005. Ekologi Gulma. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Sowasono, Haddy.1987. Biologi Pertanian. Rajawali Press. Jakarta
Wirakusumah, S., 2003. Dasar-dasar Ekologi bagi populasi dan Komunitas.      UI-Press. Jakarta


Arnita, indriani.1990. Ekologi Umum. Gita Media Press. Jakarta

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Followers