Rabu, 04 November 2015

HIDROBIOLOGI: ORGANISME PERAIRAN MENGALIR

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Ekosistem perairan merupakan ekosistem yang memiliki peran sangat penting bagi kehidupan. Perairan  memiliki  fungsi  baik  secara  ekologis,  ekonomis,  estetika,  politis,  dan  sosial budaya. Secara ekologis perairan dapat berperan sebagai tempat hidup (habitat) permanen maupun temporal bagi berbagai jenis biota, dan bagian dari berlangsungnya  siklus materi serta aliran energi. Massa air di bumi dapat berupa massa air permukaan, massa air tanah, massa es di kutub dan gletser, air laut, masa air di atmosfer, dan massa air yang berada di tubuh  makhluk  hidup.  Klee  (1991)  dalam  Alexander  Barus  (2002)  mengatakan  bahwa 97,39% massa air di bumi berupa air laut, sedangkan sisanya berupa massa air daratan (air payau dan air tawar).
Ekosistem perairan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu perairan tergenang atau habitat lentik (berasal dari kata lenis yang berarti tenang), contohnya danau dan perairan mengalir atau habitat lotik contohnya sungai. Dalam suatu perairan mengalir terdapat interaksi antara komponen biotik seperti plankton, fitoplankton, bentos, nekton, neuston, perifiton, dan tumbuhan air dengan komponen abiotik seperti warna perairan, suhu, kecerahan, kedalaman, tipe substrat, kecepatan arus, lebar sungai, dan lebar badan sungai. Interaksi tersebut kemudian membentuk rantai makanan dan jaring-jaring makanan.
Sungai merupakan perairan yang mengalir (lotik), oleh karena itu sungai memiliki arus yang berbeda-beda di setiap tempatnya. Dan di setiap aliran memilki organisme yang berbeda pula. Zonasi pada habitat air mengalir adalah mengarah ke longitudinal, yang menunjukkan bahwa tingkat yang lebih atas berada di bagian hulu dan kemudian mengarah ke hilir.


B.     Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1.      Organisme apa sajakah yang menyusun ekosistem perairan mengalir (sungai)?
2.      Bagaimanakah pola distribusi organisme yang menyusun ekosistem perairan mengalir (sungai)?
C.    Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai dengan penyusunan makalah ini adalah:
1.      Untuk mengetahui organisme yang menyusun ekosistem perairan mengalir (sungai).
2.      Untuk mengetahui pola distribusi organisme yang menyusun ekosistem perairan mengalir (sungai).
D.    Manfaat
Manfaat yang diperoleh dengan adanya makalah ini adalah:
1.       Sebagai sumber informasi mengenai organisme penyusun ekosistem perairan mengalir.
2.      Sebagai bahan rujukan dalam penyusunan makalah selanjutnya.



















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Organisme Penyusun Ekosistem Perairan Mengalir (Sungai)

Ekosistem perairan mengalir (lotic) merupakan bagian dari habitat air tawar. Air mengalir atau habitat lotic (berasal dari kata lotus yang berarti “tercuci”) seperti mata air, aliran air atau sungai (E. P. Odum,1998). Sungai adalah aliran air tawar yang bersumber alamiah di daratan yang mengalir menuju dan bermuara di danau, laut atau samudra. Daerah aliran sungai (DAS) adalah suatu daerah yang terhampar disisi kiri dan kanan dari suatu aliran sungai.
Arus menjadi faktor pembatas utama pada habitat air mengalir. Pada ekosistem ini, dasar   perairan merupakan hal yang penting sekaligus menentukan sifat komunitas serta kerapatan populasi dari komunitas. Dasar perairan yang keras terutama yang terdiri dari batu merupakan    habitat            yang baik bagi organisme untuk menempel atau melekat. Dengan demikian, komposisi jenis dari komunitas        habitat air mengalir akan berbeda sekali jika dibandingkan dengan komunitas habitat air tergenang seperti danau atau kolam.
Pada umumnya invetebrata bentik (organisme yang hidup di dasar perairan) mempunyai kerapatan yang paling tinggi pada komunitas air mengalir, sedangkan nekton dan organisme penggali dalam air akan lebih banyak dijumpai pada habitat perairan tergenang. Plankton dijumpai dalam jumlah yang relatif sedikit pada habitat ini karena oranisme ini pada dasarnya     tidak tahan terhadap arus. Keberadaan plankton masih ditemukan pada   aliran air  yang  kecil  atau  pada bagian air yang bergerak perlahan dan plankton    dapat     berkembangbiak serta menyatu sebagai bagian dari komunitas.
Organisme-organisme pada komunitas habitat air mengalir dapat dikelompokkan menjadi tujuh ciri, yaitu :
1.      Melekat permanen pada substrat yang kokoh seperti batu, batang kayu, dan lain sebagainya. Pada kelompok            ini yang berperan sebagai produsen utama adalah :
·         Ganggang  hijau  yang  melekat dan  mempunyai  serabut  yang panjang seperti misalnya cladophora.
·         Diatom yang tertutup keras dan menutupi berbagai permukaan substrat.
·         Lumut air dari marga Fontinalis dan beberapa marga lain yang menutupi batu.
2.      Kaitan atau penghisap
Sebagian besar organisme yang hidup pada habitat    dasar air mengalir mempunyai kaitan atau penghisap            yang    memungkinkan mereka           berpegang pada permukaan halus.
3.      Permukaan bawah yang lengket
Organisme ini dapat menempelkan tubuhnya pada suatu       substrat kerena permukaan bagian  bawah kelompok         organisme ini  yang lengket. Contoh dari kelompok ini adalah siput, cacing pipih, dan lain sebagainya.
4.      Badan yang stream line
Hampir seluruh organisme yang hidup   pada   habitat  air   mengalir dari larva serangga sampai dengan ikan mempunyai bentuk yang stream line. Bentuk badan seperti ini akan mengakibtkan tekanan minimum dari arus air yang melewatinya.
5.      Badan yang pipih
Pada habitat air mengalir dijumpai pula organisme-organisme yang bentuk badannya pipih, sehingga memungkinkan kelompok       ini berlindung di bawah atau di celah-celah batu.
6.      Rheotaxis positif  (organisme yang mampu melakukan pengaturan terhadap arus)
Kelompok ini  pada dasarnya adalah  organisme yang mampu berenang melawan arus. Keampuan ini adalah pola tingkah laku yang diturunkan. Rheotaxis positif dapat disebut juga sebagai kemampuan adaptasi morfologi.
7.      Thigmotaksis positif
Merupakan kelompok pada habitat air mengalir yang mempunyai pola tingkah laku yang diturunkan untuk melekat di  dekat permukaan atau menjaga diri agar tetap dekat dengan permukaan.

Organisme-organisme pada komunitas habitat air mengalir, diantaranya:
1.      Plankton
Plankton adalah hewan air yang hidup mengapung di atas permukaan air dimana pergerakannya tergantung pada arus. Sehingga gerakan hidupnya tergantung pada arus atau gelombang pada air. Plankton terdiri atas fitoplankton dan zooplankton; biasanya melayang-layang (bergerak pasif) mengikuti gerak aliran air. Plankton terbagi menjadi Fitoplankton dan Zooplankton. Fitoplankton terdiri atas ganggang, diatom, dan dinoflagelata. Zooplankton biasanya terdiri atas rotifera, cladocera, copepoda. Plankton adalah organisme yang berkuran kecil yang hidupnya terombang-ambing oleh arus. Mereka terdiri dari makhluk yang hidupnya sebagai hewan (zooplankton) dan sebagai tumbuhan (fitoplankton). Menurut Nybakken (1992) zooplankton ialah hewan-hewan laut yang planktonik sedangkan fitoplankton terdiri dari tumbuhan laut yang bebas melayang dan hanyut dalam laut serta mampu berfotosintesis. Plankton merupakan makanan alami larva organisme perairan. Sebagai produsen utama di perairan adalah fitoplankton, sedangkan organime konsumen adalah zooplankton, larva, ikan, udang, kepiting, dan sebagainya. Menurut Djarijah (1995), produsen adalah organisme yang memiliki kemampuan untuk menggunakan sinar matahari sebagai sumber energi dalam melakukan aktivitas hidupnya, sedangkan konsumen adalah organisme yang menggunakan sumber energi yang dihasilkan oleh organisme lain (Dhani Dianthani Posted 3 May, 2003 Makalah Falsafah Sains (PPs 702) Program Pasca Sarjana /S3 Institut Pertanian Bogor). Pada perairan mengalir plankton jarang ditemukan bahkan absen dari aliran air, karena organisme seperti ini tidak tahan oleh arus, plankton akan hidup hanya pada bagian aliran air yang bergerak perlahan dan di sungai yang besar plankton dapat berkembang biak dan menyatu sebagai bagian dari komunitas (E. P. Odum, 1998). Peranan plankton di perairan sangat penting karena plankton merupakan pakan alami bagi ikan kecil dan hewan air lainnya. Plankton merupakan mata rantai utama dalam rantai makanan di perairan. Plankton dalam suatu perairan mempunyai peranan yang sangat penting. Plankton terdiri dari fitoplankton yang merupakan produsen utama dan dapat menghasilkan makanannya sendiri dan merupakan makanan bagi hewan seperti zoo, ikan udang dan kerang melalui proses fotosintesis dan zooplankton yang bersifat hewani dan beraneka ragam.
2.      Perifiton
Perifiton merupakan tumbuhan atau hewan yang melekat/bergantung pada tumbuhan atau benda lain, misalnya keong. Dan bentos adalah hewan dan tumbuhan yang hidup pada endapan. Bentos dapat sessil (melekat) atau bergerak bebas, misalnya cacing dan remis. Perifiton merupakan hewan yang ukurannya sangat kecil (mikroskopis), oleh karena itu perifiton tidak dapat dilihat oleh mata tanpa bantuan mikroskop. Perifiton adalah tumbuhan atau hewan yang tumbuh dan menempel pada objek yang tenggelam (E. P. Odum, 1998). Dalam perairan mengalir perifiton melekat pada substrat yang kokoh yang ada di sungai seperti batu, batang kayu, atau masa daun.
3.      Benthos
Bentos merupakan organisme yang melekat atau beristirahat pada dasar endapan. Bentos dapat dibagi berdasarkan makananya menjadi pemakan penyaring seperti (kerang) dan pemakan deposit seperti ( siput ) (E. P. Odum, 1971). Hewan bentos hidup relatif menetap, sehingga baik digunakan sebagai petunjuk kualitas lingkungan, karena selalu kontak dengan limbah yang masuk ke habitatnya.  Kelompok hewan tersebut dapat lebih mencerminkan adanya perubahan faktor-faktor lingkungan dari waktu ke waktu. karena hewan bentos terus menerus terdedah oleh air yang kualitasnya berubah-ubah.  Diantara hewan bentos yang relatif mudah diidentifikasi dan peka terhadap perubahan lingkungan perairan adalah jenis-jenis yang termasuk dalam kelompok invertebrata makro.  Kelompok ini lebih dikenal dengan makrozoobentos (Rosenberg dan Resh, 1993). Makrozoobentos mempunyai peranan yang sangat penting dalam siklus nutrien di dasar perairan.  Montagna et all.  (1989) menyatakan bahwa dalam ekosistem perairan, makrozoobentos berperan sebagai salah satu mata rantai penghubung dalam aliran energi dan siklus dari alga planktonik sampai konsumen tingkat tinggi. Bentos meliputi segala macam avertebrata air yang hidup di permukaan dasar perairan atau di dalam sedimen dasar perairan. Dasar perairan dapat berupa lumpur, batu, kerikil, baik di laut, sungai, maupun danau (Sugiarto Suwingnyo dan Majariana Krisanti).
4.      Nekton
Ekosistem air tawar dihuni oleh nekton. Nekton merupakan hewan yang bergerak aktif dengan menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat tinggi yang hidup di ekosistem air tawar, misalnya ikan, dalam mengatasi perbedaan tekanan osmosis melakukan osmoregulasi untuk memelihara keseimbangan air dalam tubuhnya melalui sistem ekskresi, insang dan pencernaan. Nekton merupakan organisme yang dapat bergerak dan nerenang dengan kemauan sendiri (dengan demikian dapat menghindari jaring plankton) contohnya seperti ikan, amfibi, serangga air besar dll (E. P. Odum, 1998).
5.      Neuston
Neuston merupakan organisme yang mengapung atau berenang di permukaan air atau bertempat pada permukaan air, misalnya serangga air. Organisme yang tinggal atau beristirahat di atas permukaan air, yang pergerakannya tidak di pengaruhi oleh pergerakan arus (E. P. Odum, 1998).
6.      Tumbuhan Air
Tumbuhan air merupakan tumbuhan yang tinggal di sekitar air dan di dalam air. Yang berfungsi sebagai produsen penghasil energi. Tumbuhan air dapat dikelompokkan menjadi terrestrial plants adalah tumbuhan air yang seluruh organ tubuhnya belum tertutup oleh air, emerged plants adalah tumbuhan air yang akarnya berada dalam air dan bagian lainnya berada dipermukaan air, floating plants adalah tumbuhan air yang bagian akar dan batangnya berada dalam air , sedangkan daunnya mencuat ke permukaan air, dan submerged plants adalah tumbuhan air yang seluruh bagian tubuhnya berada dalam air (E. p. Odum, 1959)


B.     Pola Distribusi Organisme Penyusun Ekosistem Perairan Mengalir (Sungai).

Distribusi atau penyebaran organisme dapat dilihat dari 3 sisi, yaitu geologis, geografis dan ekologis. Distribusi geologis adalah penyebaran suatu spesies yang berhubungan dengan waktu atau jaman periode umur bumi ketika spesies itu terdapat. Distribusi geografis (longitudinal) adalah penyebaran suatu spesies ikan berdasarkan tempat ditemukan. Sedangkan distribusi ekologis adalah penyebaran suatu jenis ikan yang erat kaitannya dengan faktor lingkungan.
Faktor yang menentukan distribusi dari biota air adalah sifat fisik-kimia perairan. Organisme yang dapat disesuaikan denagn kondisi sifat fisik-kimia yang akan mampu hidup (Krebs ,1978). Penyebaran jenis dan hewan akuatik ditentukan oleh kualitas lingkungan yang ada seperti sifat fisika, kimia, biologisnya (Odum, 1971). Whitton (1975) menambahkan bahwa kehidupan ikan disuatu perairan dipengaruhi oleh volume air mengalir, kecepatan arus, temperatur, pH dan konsentrasi oksigen terlarut.
Faktor yang membedakan kondisi fisikokimia dari setiap bagian sungai terdiri dari:
1.      Suhu
Suhu adalah salah satu faktor yang penting dalam suatu perairan untuk mengukur temperatuh lingkkungan tersebut. Suhu merupakan salah satu faktor yang penting dalam suatu perairan karena suhu merupakan faktor pembatas bagi ekosistem perairan dan akan membatasi kehidupan organisme akuatik (Oudum, 1971). Menurut Sucipto dan Eko (2005) menyatakan bahwa suhu mematikan (lethal) hampir untuk semua spesies ikan bekisar 10-11ºC selama beberapa hari. Menurut Barus (2002), kisaran suhu air yang baik dalam perairan dan kehidupan ikan yaitu berkisar antara 23-32ºC.
2.      Substrat
Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah yang berbeda menyebabkan organisme yang hidup didalamnya juga berbeda. Tanah juga menyediakan unsur-unsur penting bagi pertumbuhan organisme, terutama tumbuhan.

3.      Kecepatan Arus
Arus merupakan faktor pembatas yang mempunyai peranan sangat penting dalam perairan, baik pada ekosistem mengalir (lotic) maupun ekosistem menggenang (lentic). Hal ini disebabkan karena adanya arus akan mempengaruhi distribusi organisme, gas-gas terlarut, dan mineral yang terdapat di dalam air (Barus, 2002).
Semakin tinggi kecepatan arus, kandungan oksigen terlarut dalam air yang sangat dibutuhkan oleh biota air dalam metabolismenya akan semakin banyak. Kecepatan arus berkurang seiring dengan penambahan kedalaman suatu perairan.
4.      Lebar sungai
Semakin panjang dan lebar ukuran sungai semakin banyak pula jumlah biota yang menempatinya (Kottelat et al, 1996). Keanekaragaman dan kelimpahan biota juga ditentukan oleh karakteristik habitat perairan.
5.      Kekeruhan
Kekeruhan akan mempengaruhi jumlah cahaya matahari yang masuk kedalam suatu perairan. Air yang keruh antara lain disebabkan oleh partikel tanah, daya ikatnya terhadap pksigen akan berkurang dan mungkin mengurangi batas pandang ikan (Soetomo, 2000) . Sehingga selera makan ikan dan efesien penggunaan makanan berkurang. Menurut Wardoyo (1994) tingkat kekeruhan air yang baik untuk pemeliharaan ikan yaitu <50 NTU.
Kekeruhan dipengaruhi oleh bahan – bahan tersuspensi seperti lumpur, pasir, bahan organic, dan bahan anorganik, plankton serta organisme mikroskopik lainnya (Hariyadi, 1992 dalam Kristina, 2001).
6.      Kedalam Sungai
Pada sungai dapat dijumpai tingkat yang lebih tua dari hulu ke hilir, perubahan lebih terlihat pada bagian atas aliran air, dan komposisi kimia berubah dengan cepat. Dan komposisi komunitas berubah sewajarnya yang lebih jelas pada kilometer pertama disbanding lima puluh (50) kilometer terakhir.(Odum. 1988).
7.      Derajat Keasaman (pH)
Derajat keasaman (pH) merupakan suatu indeks konsentrasi ion hidrogen dan mempunyai pengaruh yang besar terhadap kehidupan organisme perairan, sehingga dapat dipergunakan sebagai petunjuk baik buruknya suatu perairan sebagai lingkungan hidup (Siregar,et al., 2002). Derajat keasaman berpengaruh sangat besar terhadap kehidupan hewan dan tumbuhan air serta mempengaruhi toksisitas suatu senyawa kimia (Effendi, 2003). Nilai pH dapat dipengaruhi anatara lain buangan industri dan rumah tangga (Mahidda, 1984). Derajat krasaman (pH) berkaitan erat dengan karbondioksida dan alkalinitas, semakin tinggi pH, semakin tinggi alkalinitas dan semakin rendah kadar kandungan dioksida bebas (Mackereth et al, 1989). pH merupakan tingkat derajat keasaman yang dimiliki setiap unsur, pH juga berpengaruh terhadap setiap organisme, karena setiap organisme atau indivudu memiliki ketentuan pada derajat keasaman (pH) berapa mereka dapat hidup.
Kondisi perairan yang bersifat sangat asam maupun sangat basa akan membahayakan kelangsungan hidup organisme karena akan menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme dan respirasi serta dapat meningkatkan konsentrasi ammonia yang bersifat sangat toksik bagi organisme (Barus, 2002). (Pescod, 1973 dalam Kristina, 2001) menyatakan pada pH antara 4-6,5 dan pH 8,5-11 pertumbuhan ikan akan lambat sehingga reproduksi terhambat.
8.      Salinitas
Salinitas adalah nilai yang menunjukkan jumlah garam-garam terlarut dalam satuan volume air yang biasanya dinyatakan dengan satuan promil (‰) (Barus, 2002). salinitas memiliki pengaruh terhadap tekanan osmotik air. Perubahan salinitas secara cepat umumnya menyebabkan tingkat kematian yang tinggi. Salinitas air dipengaruhi oleh pencampuran air laut dan tawar, curah hujan dan evaporasi(Tseng,1987)
9.      Kecerahan
Kecerahan adalah besarnya intensitas cahaya di dalam air yang disebabkan oleh adanya partikel koloid dan tersuspensi seperti lumpur, pasir, bahan organik dan mikroorganisme termasuk plankton (NTAC, 1968). Semakin tinggi tingkat kecerahan suatu perairan, maka semakin tinggi pula kecerahan yang masuk ke dalam air, sehingga lapisan air yang produktif akan menjadi lebih stabil (Kembarawati, 2000).
10.  Vegetasi riparian
Tanaman tepi atau reparians vegetation di tebing aliran sungai tersebut sebagai penghubung ekosistem air dan ekosistem darat. Tanaman tepi juga merupakan sebagai proses fotosintesis antara cahaya matahari yang masuk ke dalam perairan. Menurut Sary (2006) Fotosintesis adalah salah satu aktivitas biologi yang sangan penting di perairan. Menurut Asdak (2007) daerah hulu DAS dicirikan oleh hal-hal sebagai berikut: merupakan daerah konservasi bukan daerah banjir dan jenis vegetasi umumnya tegakan hutan. Sementara daerah hilir DAS dicirikan oleh sbb:merupakan daerah pemanfaatan pada beberapa tempat merupakan daerah banjir, dan jenis vegetasi di dominasi tanaman pertanian.Area yang lebih luas memiliki variasi habitat yang lebih besar dibandingkan dengan area yang lebih sempit (Wooton 1991).






BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan

Simpulan dari makalah ini adalah:
1.      Pada umumnya invetebrata bentik (organisme yang hidup di dasar perairan) mempunyai kerapatan yang paling tinggi pada komunitas air mengalir, sedangkan nekton dan organisme penggali dalam air akan lebih banyak dijumpai pada habitat perairan tergenang. Plankton dijumpai dalam jumlah yang relatif sedikit pada habitat ini karena oranisme ini pada dasarnya tidak tahan terhadap arus. Keberadaan plankton masih ditemukan pada  aliran air  yang  kecil  atau  pada bagian air yang bergerak perlahan dan plankton dapat berkembangbiak serta menyatu sebagai bagian dari komunitas.
2.      Faktor yang membedakan kondisi fisikokimia dari setiap bagian sungai terdiri dari: suhu, substrat, kecepatan arus, lebar sungai, kekeruhan, kedalaman sungai, derajat keasaman (pH), salinitas, keverahan, vegetasi riparian,

B.     Saran

Semoga penyusunan makalah kedepannya bisa menyempurnakan kekurangan dari makalah ini.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Followers