A.
PENDAHULUAN
Produktivitas adalah laju produksi makhluk hidup
dalam ekosistem. Produktivitas ekosistem merupakan suatu indeks yang mengintegrasikan
pengaruh kumulatif dari banyak proses dan interaksi yang berlangsung simultan
di dalam ekosistem. Jika produktivitas pada suatu ekosistem hanya berubah
sedikit dalam jangka waktu yang lama maka hal ini menandakan kondisi lingkungan
yang stabil, tetapi jika terjadi perubahan yang dramatis, maka menunjukkan
telah terjadi perubahan lingkungan yang nyata atau terjadi perubahan yang
penting dalam interaksi di antara organisme-organisme yang menyusun ekosistem (Arnita, 1990: 99).
Jumlah total energi
yang terbentuk melalui proses fotosintesis per unit area per unit waktu disebut
produktivitas primer kotor, namun demikian tidak semua energi yang dihasilkan
melalui fotosintesis ini diubah menjaddi biomassa, tetapi sebagian dibebaskan
lagi melalui proses respirasi. Produktivitas primer bersih dengan demikian
adalah hasil fotosintesis dikurangi dengan respirasi (Barbaour et
al., 1987: 90).
Jumlah
energi cahaya yang diubah menjadi energi kimia (senyawa organik) oleh autotrof
suatu ekosistem selama suatu periode waktu tertentu disebut produktivitas
primer. Total produktivitas primer dikenal sebagai produktivitas primer kotor.
Tidak semua produktivitas ini disimpan sebagai bahan organik pada tumbuhan yang
sedang tumbuh, karena tumbuhan menggunakan sebagian molekul tersebut sebagai
bahan bakar dalam respirasi selulernya (Campbell, 2004: 391).
Jika produktivitas
suatu ekosistem hanya berubah sedikit dalam jangka waktu yang lama maka hal itu
menandakan kondisi lingkungan yang stabil, tetapi jika perubahan yang dramatis
maka menunjukkan telah terjadi perubahan lingkungan yang nyata atau terjadi
perubahan yang penting dalam interaksi di antara organisme penyusun eksosistem.
Terjadinya perbedaan produktivitas pada berbagai ekosistem dalam biosfer
disebabkan oleh adanya faktor pembatas dalam setiap ekosistem. Faktor yang
paling penting dalam pembatasan produktivitas bergantung pada jenis ekosistem
dan perubahan musim dalam lingkungan (Hadisubroto, 1989: 67).
Sebagian hasil produksi primer digunakan oleh tumbuh-tumbuhan
di dalam proses respirasi. Jumlah total energi kimia berupa bahan organik per
satuan luas, per satuan waktu setelah dikurangi energi untuk resprasi disebut
produktivitas primer bersih. Produktivitas primer bersih inilah yang
berguna untuk manusia dan hewan (Dharmawan, 2005: 76).
Setiap ekosistem atau komunitas, atau
bagian-bagiannya memiliki produktivitas dasar atau disebut pula produktivitas
primer. Batasan produktivias primer adalah kecepatan penyimpanan energi
potensial oleh organisme produsen, melalui proses fotosintesis dan
kemosintesis, dalam bentuk bahan-bahan organik yang dapat pula digunakan
sebagai bahan pangan (Odum, E.P.
1971: 80).
Kecepatan
penyimpangan energi potensial pada tingkat trofik konsumen dan pengurai,
disebut produktivitas sekunder. Dengan sendirinya energi ini semakin kecil pada
tingkat trofik berikutnya. Arus energi total pada tingkat heterotrofik yang
analog dengan produktivitas kotor pada tingkat autotrofik, sebaiknya dinamakan
“asimilasi” bukan kata “produksi” (Naughhton.1973: 99).
Berdasarkan teori-teori yang ada, maka perlu diadakan
praktikum tentang “Produktivitas” agar dapat memahami konsep produktivitas dan
memahami hubungan produktivitas dengan kondisi lingkungan.
B.
METODE
PRAKTIKUM
1. Instrumen Praktikum
a. Alat
Alat yang
digunakan dalam praktikum “Produktivitas” dapat di lihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Alat dan Kegunaan Gunting
No.
|
Nama
Alat
|
Kegunaan
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
|
Gunting
Neraca
Ohause
Meteran
roll
Tali
Rafia
Patok
Gelas
Kimia
Pacul/parang
Oven
Ember
Alat
Tulis Menulis
|
Menggunting Alang-alang.
Menimbang
berat basah dan berat kering tumbuhan alang-alang.
Mengukur
jarak plot yang akan digunakan.
Membuat
plot.
Tiang
penyangga dan pembatas dalam plot.
Sebagai
pengukur air saat menyiram alang-alang.
Membersihkan
alang-alang yang diluar plot.
Mengeringkan tumbuhan Alang-alang yang sudah ditimbang
berat basahnya.
Tempat air dan pupuk saat menyiram tumbuhan Alang-alang.
Mencatat
hasil pengamatan.
|
b. Bahan
Bahan
yang digunakan pada praktikum “Produktivitas” ini adalah sebagai berikut :
1. Vegetasi alang-alang
2. Pupuk Urea
3. Pupuk
TSP
4. Pupuk
KCL
5. Air
c. Prosedur Kerja
Langkah-langkah kerja pada
praktikum “Produktivitas” ini adalah
sebagai berikut :
1.
Tahap
Persiapan
a) Menyiapkan
alat dan bahan.
b) Memilih
lokasi pengamatan, kemudian membuat plot sebanyak 5 plot pada arah horizontal dan 5 plot pada arah
vertikal, dengan ukuran masing-masing plot 1x1
m.
c) Menancapkan
patok pada ujung dari tiap plot kemudian mengikatkan tali pada tiap patok
sebagai pembatas.
d) Memotong
tanaman alang-alang setinggi ukuran ikatan tali, kemudian membuangnya.
e) Membuat
larutan air, KCl, TSP, Urea dan campuran dari TSP, KCl dan Urea.
2. Tahap
Penyiraman dan pemanenen
a) Menyiram
alang-alang dengan larutan Air, KCl, TSP, Urea dan campuran dari TSP, KCl dan
Urea pada masing-masing plot tiap 1 hari sekali sebanyak 10 liter.
b) Perlakuan
dengan cara menyiram, berbeda dari setiap kelompok yaitu dapat dilihat pada
Tabel 2.
c) Dilakukan
pemotongan kembali Alang-alang setinggi ukuran tali, kemudian menimbang berat
basahnya, lalu mengeringkannya dengan oven kemudian menimbang kembali berat
keringnya. perlakuan dilakukan 1 minggu sekali dan dapat dilihat pada Tabel 3.
d) Menghitung
produktivitas rata-rata harian setiap kelompok.
e) Membuat
histogram yang menggambarkan untuk perbedaan umur vegetasi (berdasarkan hari
pemotongan atau pemanenen).
f) Membandingkan
antar perlakuan dengan menggunkan data kelas hasil perhitungan 4 dan 5.
Tabel
2. Perlakuan penyiraman pada setiap
kelompok
Kelompok
|
Hasil Penyiraman
|
5
dan 10
|
Larutan air saja
|
1
dan 6
|
Larutan KCl
|
3
dan 8
|
Larutan urea
|
4
dan 9
|
Larutan TSP
|
2
dan 7
|
Larutan NPK
|
Tabel 3. Perlakuan Pemotongan/Panen pada setiap kelompok
Perlakuan
|
Minggu Pemotongan/Panen
|
1
|
Minggu
ke-1
|
2
|
Minggu ke-2
|
3
|
Minggu ke-3
|
4
|
Minggu ke-4
|
5
|
Minggu ke-5
|
C.
DATA PENGAMATAN
Klp
|
Perlakuan
|
Plot
|
Pengukuran
|
Rerata
|
Rerata Total
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|||||
1 & 6
|
KCl
|
1
|
46.46
|
53.39
|
34.33
|
32.57
|
32.98
|
39.946
|
43.318
|
2
|
63.08
|
46.72
|
36.73
|
26.6
|
46.46
|
43.918
|
|||
3
|
79.51
|
76
|
36.48
|
39.62
|
35.4
|
53.402
|
|||
4
|
52.38
|
47.05
|
36.26
|
24.71
|
26.28
|
37.336
|
|||
5
|
51.02
|
44.76
|
38.81
|
38.01
|
37.34
|
41.988
|
|||
2 & 7
|
NPK
|
1
|
39.6
|
43.32
|
34.24
|
24.23
|
30.22
|
34.322
|
44.5508
|
2
|
38.75
|
40.76
|
36.87
|
24.73
|
38.83
|
35.988
|
|||
3
|
36.29
|
33.46
|
33.83
|
23.18
|
26.96
|
30.744
|
|||
4
|
67.19
|
71.77
|
58.78
|
61.5
|
44.88
|
60.824
|
|||
5
|
93.87
|
35.94
|
70.78
|
54.17
|
49.62
|
60.876
|
|||
3 & 8
|
Urea
|
1
|
70.6
|
38.4
|
48.9
|
55.2
|
41.55
|
50.93
|
49.1224
|
2
|
62.4
|
40.4
|
38.68
|
52.9
|
41.3
|
47.136
|
|||
3
|
62.1
|
46.6
|
30.22
|
50.1
|
50
|
47.804
|
|||
4
|
56.1
|
51.2
|
40.63
|
53.3
|
54.7
|
51.186
|
|||
5
|
57.9
|
36.8
|
54.88
|
48.2
|
45
|
48.556
|
|||
4 & 9
|
TSP
|
1
|
29.1
|
30.5
|
33.8
|
49.08
|
57.08
|
39.912
|
42.4004
|
2
|
30.5
|
35.64
|
37.07
|
30.83
|
56.36
|
38.08
|
|||
3
|
38.8
|
36.35
|
50.51
|
35.22
|
48.39
|
41.854
|
|||
4
|
40.58
|
60.52
|
40.3
|
41.21
|
47.47
|
46.016
|
|||
5
|
35.84
|
58.31
|
37.8
|
42.09
|
56.66
|
46.14
|
|||
5 & 10
|
Air
|
1
|
54.8
|
49.93
|
45.64
|
41.19
|
41.5
|
46.612
|
35.4012
|
2
|
38.7
|
42.29
|
30.77
|
30.1
|
39.02
|
36.176
|
|||
3
|
20.2
|
20.98
|
23.43
|
30.37
|
32.2
|
25.436
|
|||
4
|
41.2
|
25
|
31.18
|
38.7
|
36.08
|
34.432
|
|||
5
|
5.5
|
52.5
|
36.36
|
41.34
|
36.05
|
34.35
|
D.
PEMBAHASAN
Produktivitas adalah laju produksi makhluk hidup
dalam ekosistem. Produktivitas ekosistem merupakan suatu indeks yang
mengintegrasikan pengaruh kumulatif dari banyak proses dan interaksi yang
berlangsung simultan di dalam ekosistem. Sebagian
hasil produksi primer digunakan oleh tumbuh-tumbuhan di dalam proses respirasi.
Jumlah total energi kimia berupa bahan organik per satuan luas, per satuan
waktu setelah dikurangi energi untuk resprasi disebut produktivitas
primer bersih. Produktivitas primer bersih inilah yang berguna untuk
manusia dan hewan.
Produktivitas adalah laju produksi biomassa makhluk hidup
dalam ekosistem. Produktivitas ekosistem merupakan suatu indeks yang
mengintegrasikan pengaruh kumulatif dari banyak proses dan interaksi yang
berlangsung simultan di dalam ekosistem. Jika produktivitas pada suatu
ekosistem hanya berubah sedikit dalam jangka waktu yang lama maka hal ini
menandakan kondisi lingkungan yang stabil, tetapi jika terjadi perubahan yang
dramatis, maka menunjukkan telah terjadi perubahan lingkungan yang nyata atau
terjadi perubahan yang penting dalam interaksi di antara organisme-organisme
yang menyusun ekosistem.
Terjadinya perbedaan produktivitas pada berbagai ekosistem
dalam biosfer disebabkan oleh adanya faktor pembatas dalam setiap ekosistem.
Faktor yang paling penting dalam pembatasan produktivitas bergantung pada jenis
ekosistem dan perubahan musim dalam lingkungan. Ada berbagai faktor yang
mempengaruhi laju produktivitas suatu ekosistem diantaranya yaitu Suhu, cahaya,
nutrien, air, curah hujan dan kelembaban,
Praktikum yang kami lakukan yaitu pemberian perlakuan pada tanaman Alang-Alang yaitu dengan air (sebagai
kontrol), pupuk urea, pupuk TSP, pupuk KCL, dan pupuk campuran (Urea, TSP, dan
KCL), dan pengamatan kami lakukan selama lima minggu dengan menggunakan metode
pemanenan pada tumbuhan alang-alang seetiap hari minggu. Hasil pengamatan tanaman
alang-alang yang diberi perlakuan Urea memiliki laju produktivitas yang paling
tinggi yang menunjukkan
bahwa pupuk urea lebih efisien untuk meningkatkan produksi alang-alang yaitu
pada proses fotosintesisnya. Hasil biomasa selanjutnya yang tinggi ditunjukkan
pada penggunaan pupuk NPK. Sedangkan pemberian
pupuk lain lebih rendah tingkat biomassanya karena ketika tumbuhan kelebihan
satu jenis nutrisi, maka nutrisi yang keberadaannya sedikit dalam tanaha
terkadang menjadi esensial bagi tumbuhan tertentu, seperti halnya alang-alang
sehingga menjadi faktor penghambat bagi pertumbuhan alang-alang tersebut.
Disamping itu pemberian jenis pupuk yang berlebihan juga menjadi faktor pembatas dalam produktivitas, sebab dapat menghambat
penyerapan nutrient dan dapat menyebabkan kematian pada tanaman itu.
Dari pengamatan yang dilakukan diketahui bahwa terjadi
fluktuasi produktivitas pada tanaman alang-alang, dimana selama lima minggu
pengamatan, ada plot yang mengalami penurunan produktivitas secara terus
menerus, namun ada juga yang mengalami peningkatan produktivitas. Hal ini menandakan ada perubahan lingkungan
yang nyata, dimana jika roduktivitas suatu ekosistem hanya berubah sedikit
dalam jangka waktu yang lama maka hal itu menandakan kondisi lingkungan yang
stabil, tetapi jika perubahan yang dramatis maka menunjukkan telah terjadi
perubahan lingkungan yang nyata atau terjadi perubahan yang penting dalam
interaksi di antara organisme penyusun eksosistem.
E.
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan beberapa hal yaitu:
1. Produktivitas primer adalah Jumlah
total energi kimia yang berupa bahan organik yang di bentuk oleh
tumbuh-tumbuhan persatuan luas, persatuan waktu.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya produktivitas adalah cahaya, suhu,
kelembaban, air, nutrien, tanah dan herbivor.
3. Produktivitas tertinggi pada tanaman
alang-alang yang di siram dengan menggunakan pupuk Urea. Hal ini menunjukkan
bahwa pupuk Urea lebih efisien dalam menunjang produksi Alang-alang yaitu pada
proses fotosintesisnya.
4. Produktivitas tanaman terendah yang
diberi perlakuan kontrol, hal ini disebabkan alang-alang hanya memanfaatkan
nutrisi alami yang tersedia dalam tanah.
2.
Saran
Saran saya pada praktikum “
Produktivitas” yaitu sebaiknya pada
praktikum selanjutnya para praktikan berhati-hati menggunakan alat dan bahan
praktikum agar tidak terjadi kecelakaan atau hal lain yang tidak diinginkan
oleh praktikan.
DAFTAR
PUSTAKA
Arnita,
Indriani. 1990. Ekologi Umum. Gita Media Press. Jakarta.
Campbell,
2004. Biologi Jilid 3. Erlangga. Jakarta.
Dharmawan, Agus dkk. 2005. Ekologi Hewan.
Universitas Negeri Malang. Malang.
Hadisubroto,
Tisno. 1989. Ekologi Dasar. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan
Tenaga Kependidikan. Jakarta.
Naughhton.1973.
Ekologi Umum edisi Ke 2. UGM
Press.Yogyakarta.
Odum, E.P. 1971. Dasar-dasar
Ekologi (diterjemahkanTjahjono, S. dan Srigandono, B).UGM Press.Yogyakarta.
Sowasono, Haddy. 1987. Biologi Pertanian.
Rajawali Press. Jakarta.
0 komentar:
Posting Komentar