Rabu, 04 November 2015

EKOLOGI TUMBUHAN: LUAS MINIMUM

  I.       JUDUL                               :  PENYEBARAN VEGETASI, LUAS
       MINIMUM DAN JUMLAH MINIMUM
II.       TUJUAN                                        :  MEMAHAMI DAN MENGUASAI CARA
       MENYEBARKAN SAMPEL,
       MENENTUKAN LUAS MINIMUM DAN        
       JUMLAH MINIMUM
 III.        LOKASI PRAKTIKUM : BELAKANG  GEDUNG FAKULTAS
        EKONOMI,  UNIVERSITAS HALU OLEO
 IV.        HARI/TANGGAL          :  JUMAT/ 3 APRIL 2015
V.       NAMA/STAMBUK           :  ALJIZAT IRIANTO /A1C2 12 034

A.       PENDAHULUAN
Mempelajari komunitas tumbuhan, kita tidak mungkin melakukan penelitian pada seluruh area yang ditempati oleh komunitas, terutama apabila area tersebut sangat luas. Oleh karena itu kita dapat melakukan penelitian disebagian area komunitas tersebut dengan syarat begian tersebut dapat mewakili seluruh komunitas. Suatu metode untuk menentukan luas minimum suatu daerah disebut metode luas minimal. Metode ini juga dapat digunakan untuk mengetahui jumlah petak yang digunakan dalam metode tersebut (Heddy,1986: 78).
Vegetasi menggambarkan perpaduan berbagai jenis tumbuhan di suatu wilayah atau daerah. Suatu tipe vegetasi menggambarkan suatu daerah dari segi penyebaran tumbuhan yang ada, baik secara ruang maupun waktu. Rawa-rawa, hutan, dan padang rumput dapat dijadikan contoh dari tipe vegetasi. Suatu tipe vegetasi kadangkala dibagi lagi menjadi beberapa komunitas yang predominan atau disebut asosiasi yaitu sekumpulan beberapa jenis tumbuhan yang tumbuh bersama-sama di suatu lingkungan. Komunitas tumbuhan (asosiasi) sering kali digunakan oleh para ahli ekologi untuk menjelaskan vegetasi. Sifat-sifat dasar yang dimiliki oleh suatu komunitas tumbuhan adalah mempunyai komposisi floristic yang tetap, fisiognomi (struktur, tinggi, penutupan, tajuk daun, dan sebagainya) yang relatif seragam, dan mempunyai penyebaran yang karakteristik dalam lingkungan atau habitat dengan ciri-ciri tertentu (Sastroutomo, 2009: 77).
Untuk memahami luas, metode manapun yang dipakai untuk menggambarkan suatu vegetasi yang penting adalah harus di sesuaikan dengan tujuan luas atau sempitnya suatu area yang diamati. Bentuk luas minimum dapat berbentuk bujur sangkar, empat persegi panjang dan dapat pula berbentuk lingkaran. Luas petak contoh minimum yang mewakili vegetasi hasil luas minimum, akan dijadikan patokan dalam analisis vegetasi dengan metode kuadrat (Anwar,1995: 89).
Suatu metode untuk menentukan luas minimal suatu daerah disebut luas minimal. Metode ini dapat digunakan untuk mengetahui minimal jumlah petak contoh. Sejumlah sampel dikatakan representive bila didalamnya terdapat semua atau sebagian besar jenis tanaman pembentuk komunitas atau vegetasi tersebut (Odum, 1993: 33).
Luas minimum adalah luas terkecil yang dapat mewakili karakteristik komunitas tumbuhan atau vegetasi secara keseluruhan. Luas minimum dan jumlah minimum dapat digabung dengan menentukan luas total dari jumlah minimum yang sesuai dengan luas minimum yang sudah dapat didapat terlebih dahulu. Penyebaran individu suatu populasi mempunyai 3 kemungkinan yakni penyebaran acak, Penyebaran secara merata, Penyebaran secara kelompok, untuk mengetahui apakah penyebaran individu suatu polpulasi secara merata atau kelompok maka penentuan letak percontoh dalam analisis vegetasi dapat dibedakan dengan cara pendekatan yakni penyebaran percontohan secara acak, penyebaran percontohan secara sistematik, penyebaran secara semi acak dan semi sistematik          (Rahadjanto, 2001: 90).
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi jumlah spesies di dalam suatu daerah adalah iklim, keragaman habitat, ukuran. Fluktuasi iklim yang musiman merupakan faktor penting dalam membagi keragaman spesies. Suhu maksimum yang ekstrim, persediaan air, dan sebagainya yang menimbulkan kemacetan ekologis (bottleck) yang membatasi jumlah spesies yang dapat hidup secara tetap di suatu daerah. Habitat dengan daerah yang beragam dapat menampung spesies yang keragamannya lebih besar di bandingkan habitat yang lebih seragam. Daerah yang luas dapat menampung lebih besar spesies dibandingkan dengan daerah yang sempit. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa hubungan antara luas dan keragaman spesies secara kasaradalah kuantitatif. Rumus umumnya adalah jika luas daerah 10 x lebih besar dari daerah lain maka daerah itu akan mempunyai spesies yang dua kali lebih besar (Harun, 1993: 123).
Luas minimum atau kurva spesies area merupakan langkah awal yang digunakan untu menganalisis suatu vegetasi yang menggunakan petak contoh (kuadrat). Luas minimum digunakan untuk memperoleh luasan petak contoh (sampling area) yang dianggap representatif dengan suatu tipe vegetasi pada suatu habitat tertentu yang sedang dipelajari. Luas petak contoh mempunyai hubungan erat dengan keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut. Makin tinggi keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut, maka makin luas petak contoh yang digunakan (Ewusi, 1990: 97).
Bentuk luas minimum dapat berbentuk bujur sangkar, empat persegi panjang dan dapat pula berbentuk lingkaran. Luas petak contoh minimum yang mewakili vegetasi hasil luas minimum, akan dijadikan patokan dalam analisis vegetasi dengan metode kuadrat (Guritno, 1995: 89).
Berdasarkan teori-teori tersebut, maka perlu diadakan praktikum tentang “Penyebaran Vegetasi, Luas Minimum dan Jumlah Sampel” pada suatu daerah tertentu sehingga dapat mewakili karakteristik suatu vegetasi.







B.     METODE PRAKTIKUM
1.   Instrumen Praktikum
a.    Alat
     Alat yang digunakan dalam praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Alat dan fungsinya
No
Nama Alat
Kegunaan
1.
2.
3.

4.
5.

6.
7.
8.
Parang
Meter
Kuadran

Alat tulis menulis
Kertas label

Tali rafia
Patok
Kamera
Untuk membuat patok
Untuk mengukur luas kuadran
Sebagai alat menentukan jumlah minimum
Mencatat hasi pengamatan
Melabel tanaman yang terdapat dalam plot.
Mengukur lokasi pengamatan
Sebagai tiang tali rafia
Untuk mendokomentasi tanaman

b.   Bahan
            Bahan yang digunakan pada praktikum Penyebaran Vegetasi, Luas Minimum, dan Jumlah Minimum” adalah semua tumbuhan yang ditemukan pada kuadran .



2.   Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada praktikum “Penyebaran Vegetasi, Luas Minimum, dan Jumlah Minimum”  adalah sebagai berikut :
a.    Menentukan Luas minimum
1)      Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2)      Menentukan lokasi pengamatan.
3)      Membuat plot dengan bentuk persegi yang berukuran 25×25 cm dengan menggunakan tali rafia, meteran dan patok. kemudian mengamati tumbuhan-tumbuhan apa saja yang terdapat dalam plot tersebut.
4)      Membuat kembali plot dengan ukuran 25×50 cm pada lokasi yang sama dan mengambil sampel tumbuhan yang berbeda dengan tumbuhan yang terdapat pada plot sebelumnya.
5)      Membuat kembali plot dengan ukuran 50×50 dan mengambil sampel tumbuhan yang berbeda pula. Namun jika tidak ditemukan kembali tumbuhan yang berbeda maka pembuatan plot dan pengambilan sampel dihentikan. Artinya luas minimum telah berada pada lokasi dimana tidak ditemukan lagi tumbuhan yang berbeda.
6)      Mengulangi langkah “a” sampai “f” untuk metode pengambil sampel yang berbentuk lingkaran.
7)      Mencatat hasil pengamatan.

b.   Menentukan Jumlah minimum
1)      Menyediakan alat dan bahan yang akan digunakan.
2)      Menentukan lokasi pengamatan.
3)      Membuat area pengamatan yang berukuran 1×1 m dengan    menggunakan alat kuadran.
4)      Mengamati tumbuhan-tumbuhan apa saja yang terdapat dalam area pengamatan tersebut.
5)      Mengulangi langkah “a” sampai “d” untuk titik area berikutnya, dimana untuk masing-masing area terdapat tiga kali pengulangan.
6)      Mencatat hasil pengamatan.
  

C.    DATA PENGAMATAN
1.      Data Pengamatan pada Luas Minimim
No
Jenis Tanaman
Plot


25x25
25x50
50x50
50x100
100 x 100
1
Cyperus siria
2
Cyperus compressus
3
Mimosa Pudica
4
Cyperus sp
5
Sida retusa
6
Eclipta alba
7
Aristolochia autumnalis

8
Anhinga melanogaster

9
Caliatriche autumnalis


10
Paspalum conjugatum



11
Phillantus nirruri



12
Monochoria hastata solm.






2.   Data pengamatan Jumlah Minimum
No titik
Plot
Jumlah Sp Tanaman
Total
1
1
Stachytarpheta jamaicensis
2
Oconopus compresus
3
Cyperus iria
1
2
Phyllantus niruri
2
Sida retusa
2
3
Paspalum paspalum
3
Pluchea indica
2
2
1
Chrysopogon aciculata
4
Tagetes erecta
3
2
Ageratum conyzoides
3
3
Zamioculcas zamifolia
4
3
1
Mimosa pudica
2
2
Aristolocia Durior
4
3
Pogonatum


D.    PEMBAHASAN
Vegetasi menggambarkan perpaduan berbagai jenis tumbuhan di suatu wilayah atau daerah. Suatu tipe vegetasi menggambarkan suatu daerah dari segi penyebaran tumbuhan yang ada, baik secara ruang maupun waktu. Rawa-rawa, hutan, dan padang rumput dapat dijadikan contoh dari tipe vegetasi. Suatu tipe vegetasi kadangkala dibagi lagi menjadi beberapa komunitas yang predominan atau disebut asosiasi yaitu sekumpulan beberapa jenis tumbuhan yang tumbuh bersama-sama di suatu lingkungan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi jumlah species di dalam suatu daerah adalah iklim, keragaman habitat, dan ukuran. Fluktuasi iklim yang musiman merupakan faktor penting dalam membagi keragaman spesies. Suhu maksimum yang ekstrim, persediaan air, dan sebagainya yang menimbulkan kemacetan ekologis (bottleck) yang membatasi jumlah species yang dapat hidup secara tetap di suatu daerah. Habitat dengan daerah yang beragam dapat menampung species yang keragamannya lebih besar di bandingkan habitat yang lebih seragam.
Pengamatan mengenai luas minimum persegi,  diperoleh data setiap penambahan ukuran plot selalu ditemukan species baru hingga pada ukuran 100x100 tinggal diperoleh penambahan satu spesies yaitu Monochoria hastata solm..  Pada kuadran I dengan ukuran 25x25 ditemukan 5 spesies yaitu, Cyperus siria, Cyperus compressus, Mimosa Pudica, Cyperus sp. dan Sida retusa. Pada plot 2 dengan ukuran 25x50 ditemukan penambahan 2 spesies yaitu Aristolochia autumnalis, dan Anhinga melanogaster. Pada plot 3 ditemukan satu spesies baru yaitu Caliatriche autumnalis, pada plot 4 Paspalum conjugatum dan Phillantus nirruri. Penambahan selanjutnya yaitu satu spesies pada plot 5 yaitu Monochoria hastata solm. dan pada pembuatan plot selanjutnya sebanyak dua plot sudah tidak ada penambahan spesies llagi. Dari pembuatan plot ini, yang mana setiap penambahan ukuran plot selalu ada penambahan jenis spesies baru, maka hal ini sesuai teori yang menyatakan bahwa semakin luas petak suatu kawasan maka semakin besar  keanekaragaman spesies tumbuhan yang terdapat pada daerah tersebut.
Praktikum selanjutnya yaitu mengenai jumlah minimum, dengan melakukan pelemparan kuadran pada tiga titik yang berbeda sebanyak tiga kali lemparan setiap titik. Di titik pertama, lemparan pertama ditemukan spesies Stachytarpheta jamaicensis sebanyak 2 spesies, Oconopus compresus 3 spesies, dan Cyperus iria 1 spesies. Pada lemparan kedua ditemukan spesies Phyllantus niruri sebanyak 2 spesies dan  Sida retusa 2 spesies, serta pada lemparan ke tiga, spesies yang ditemukan yaitu Paspalum paspalum 3 spesies dan Pluchea indica 2 spesies. Titik kedua tempat pengamatan terdapat spesies pada pelemparan kuadran pertama yaitu Chrysopogon aciculat 4 spesies dan Tagetes erecta 3 spesies. Lemparan ke dua yaitu Ageratum conyzoides  3 spesies, dan lemparan ketiga yaitu Zamioculcas zamifolia ditemukan 4 spesies. Sementara pada titik ketiga, spesies yang ditemukan pada lemparan  pertama yaitu Mimosa pudica 2 spesies, pada lemparan kedua terdapat penambahan spesies Aristolocia Durior  sebanyak 4 spesies,  sedangkan pada lemparan ketiga terdapat penambahan kelompok tumbuhan jenis lumut, yaitu spesies Pogonatum sp. yang hidup berkelompok pada bebatuan..
E.     PENUTUP
1.      Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat kesimpulan beberapa hal yaitu:
1.   Semakin luas penggunaan petak contoh maka semakin besar keanekaragaman spesiesnya.
2.   Untuk mengetahui suatu karakteristik dari suatu vegetasi pada komunitas tertentu kita dapat melihat jenis tumbuhan vegetasi tertentu dengan menggunakan metode luas minimum dan jumlah minimum.
3.   Area pengamatan dapat dikategorikan memiliki keanekaragaman yang cukup beragam, karena pada area tersebut masih ditemukan spesies baru sampai pada plot ukuran 100x100.
4.    Pengamatan Jumlah Minimum menunjukan persebaran jenis-jenis tanaman ditempat pengamatan tidak secara merata (acak).
2.      Saran
        Saran yang dapat saya ajukan pada “Penyebaran Vegetasi, Luas Minimum dan Jumlah Minimum” ini adalah untuk praktikum selanjutnya alatnya harus lebih siap dan lebih lengkap.
  
DAFTAR PUSTAKA
Anwar. 1995. Biologi Lingkungan. Ganexa exact. Bandung
Ewusi. 1990. Pengantar Ekologi TumbuhanTropis. ITB. Bandung
Guritno.1995. Analisa Pertumbuhan Tanaman. Rajawali Press. Jakarta
Harun. 1993. Ekologi Tumbuhan. Bina Pustaka. Jakarta
Heddy. 1986. Pengantar Ekologi. Angkasa. Bandung.
Odum, Eugene P., 1993. Dasar-dasar Ekologi.  UGM University Press.      Yogyakarta
Rahardjanto, A., 2001. Ekologi Tumbuhan.UMM Press.Malang
Sastroutomo. 2009. Ekologi Gulma. Erlangga. Jakarta.


0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Followers