ZOOLOGI
VERTEBRATA
( KELAS MAMMALIA )
OLEH:
NAMA : ALJIZAT
IRIANTO
STAMBUK :
A1C2 12 034
KELOMPOK : 8 (DELAPAN)
ASISTEN PEMBIMBING :
LA ODE MUHAMMAD AMIR, S.Pd
LABORATORIUM
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
HALU OLEO
KENDARI
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kerajaan
binatang memiliki beberapa tingkatan untuk membagi hewan-hewan yang terdapat di
muka bumi ini. Vertebrata paling sempurna adalah
dari kelas Mammalia dimana tingkat sel, jaringan maupun organ-organnya lebih
kompleks dibandingkan dengan kelas Pisces, Amphibia, Reptilia maupun Aves. Mammalia merupakan
vertebrata yang tubuhnya tertutup rambut. Salah satu cirri dari hewan ini yaitu
hewan betina mempunyai kelenjar mamae (air susu) yang berkembang baik. Anggota
gerak depan pada mammalia dapat bermodifikasi untuk berlari, menggali lubang,
berenang, dan terbang. Pada jari-jarinya terdapat kuku, cakar, atau tracak.
Pada kulit terdapat banyak kelenjar minyak dan kelenjar keringat.
Mammalia sebagian besar melahirkan keturunannya, tapi ada beberapa mammalia
yang tergolong ke dalam monotremata yang bertelur. Kelahiran juga terjadi pada banyak
spesies non-mammalia, seperti pada ikan guppy dan hiu martil, karenanya melahirkan bukan dianggap
sebagai ciri khusus mammalia.
Kelas Mammalia sebagaimana
kita ketahui merupakan tingkatan tertinggi pada kerajaan hewan. Hal ini
mengakibatkan segala proses yang dilakukan oleh mammalia lebih tinggi daripada
jenis animalia yang lainnya. Mulai dari sistem pencernaan, pernafasan,
peredaran darah, urogenital, hingga sistem syarafnya.
Berdasarkan uraian diatas terkait
kompeksitas yang ada pada kelas Mammalia, maka perlu diadakan praktikum terkait
dengan hewan dari kelas Mammalia untuk memahami dan mengetahui segala proses
pada tubuh Mammalia baik morfologi, anatomi, organ dan sistem organnya serta
mengaitkan dengan teori yang ada.
B.
Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan kegiatan praktikum ini adalah
sebagai berikut:
1.
Praktikan
diharapkan dapat memahami dan mengetahui morfologi dan anatomi kelas
Mammalia.
2.
Memahami dan
mengetahui organ dan sistem organ kelas Mammalia.
C.
Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan
praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.
Bagi praktikan
dapat memahami dan mengetahui morfologi, anatomi, organ dan sistem organ Mammalia.
2.
Bagi asisten dapat
dijadikan sebagai bahan penelitian pada praktikum berikutnya.
3.
Bagi masyarakat dapat
dijadikan sebagai bahan pangan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kelas Mammalia dapat
dibedakan menjadi dua berdasarkan habitatnya , yakni mammalia darat dan mammalia
laut. Mammalia darat merupakan mammalia yang sebagian besar aktivitasnya
dilakukan di darat, sedangkan mammalia laut melakukan aktivitasnya sebagian
besar di laut. Contoh dari mammalia darat, yakni monyet-ekor panjang, macan
tutul, tikus, serta kuda. Mammalia laut, antara lain pesut, dugong, dan paus
(Jenkins, 2002: 125).
Hewan pada kelas
Mammalia memiliki ciri-ciri umum tubuhnya tertutup rambut, yang berfungsi untuk
melindungi tubuh dari pengaruh panas maupun dingin, pada betina terdapat
kelenjar mammae (glandula mammae) yang tumbuh baik, tetrapoda dengan anak yang
diberi makan dari kelenjar susu betina, diagfragma yang menventilasi paru-paru,
mempunyai kantung amniotik, tubuh yang endoterm atau berdarah panas, bernafas
melalui paru-paru, mempunyai cuping telinga, dan gigi umumnya terbagi menjadi
empat tipe yaitu gigi seri, gigi taring, gigi premolar, dan gigi molar
(Carters, 1978: 67).
Pemanfaatan
waktu aktivitas, hewan pada kelas Mammalia juga dibagi menjadi mammalia diurnal
dan mammalia nokturnal. Mammalia diurnal merupakan jenis-jenis mammalia yang
melakukan aktivitasnya pada pagi dan sore hari, seperti orangutan, rusa, dan
beberapa jenis bajing. Mammalia nokturnal merupakan jenis-jenis mammalia yang
melakukan aktivitasnya mulai menjelang malam hari hingga menjelang pagi hari,
seperti kelelawar, tenggalung malaya, serta musang. Selain itu, terdapat juga
jenis-jenis yang beraktivitas sepanjang hari seperti babi hutan (Van, 1979:
234).
Selain itu,
dalam pemanfaatan strata tegakan hutan, mammalia diklasifikasikan menjadi dua,
yakni mammalia arboreal dan mammalia terestrial. Mammalia arboreal merupakan
jenis-jenis mammalia yang banyak menghabiskan waktu aktivitasnya pada strata
yang tinggi, sedangkan mammalia terestrial merupakan jenis-jenis mammalia yang
menghabiskan waktu aktivitasnya pada lantai hutan atau strata terbawah.
Jenis-jenis mammalia arboreal, antara lain monyet, kelelawar, bajing, serta
beberapa jenis dari suku Felidae. Sedangkan jenis-jenis mammalia terestrial,
antara lain kijang, gajah, dan badak
(Suyanto, 2002: 86).
Hewan pada kelas
Mammalia hidup pada berbagai tipe habitat, mulai dari habitat teresterial
sampai habitat akuatik, mammalia teresterial tersebar luas mulai dari kutub
sampai ke kawasan tropis. Mammalia teresterial dapat menempati tipe habitat
yang beraneka ragam, baik hutan maupun bukan hutan seperti kawasan pertanian,
perkebunan, gua dan padang rumput. Kebanyakan jenis mammalia di Indonesia hidup
di hutan hujan dipterocarpacea, dengan agak lebih sedikit spesies di hutan rawa
dan hutan kerangas. Banyak spesies mampu bertahan hidup di habitat yang
berubah-ubah, dan sering mudah terlihat di hutan yang baru ditebang dan hutan
sekunder bahkan perkebunan, dimana vegetasinya lebih jarang. Mammalia juga
banyak menggunakan lahan pertanian sebagai habitat, sehingga dapat menjadi hama
pertanian karena mencari makan di lahan pertanian dan berlindung di hutan-hutan
sekitarnya. Kawasan pinggiran hutan yang berbatasan dengan perkebunan atau
lahan pertanian penduduk sering mendukung berbagai spesies binatang dengan
kepadatan yang relatif lebih tinggi (Veevers, 1978: 56).
Kelas mammalia
eutheria memiliki masa kehamilan yang lebih lama dibandingkan dengan marsupial.
Anak hewan eutheria menyelesaikan perkembangan embrioniknya di dalam uterus,
yang dihubungkan ke induknya melalui plasenta. Sebagian besar hubungan
evolusioner pada banyak ordo mammalia eutheria, masih belum disepakati oleh
para ahli mammalogi. Namun, sebagian besar ahli mammalogi saat ini lebih
menyukai suatu silsilah sementara yang mengakui paling tidak empat garis
evolusi utama mammalia eutheria (berplasenta) (Alikodra, 1990: 217).
Ordo Cetacea
contohnya Delphinus delphis (Lumba-lumba) dan Balaenoptera masculus.
Ordo Carnivora contohnya Canis familiaris (anjing), Helarctos malayanus
(Beruang Madu), Aonyx cinerea (Anjing Air), Paradoxurus
hermaproditus (Musang), Felis domestica (Kucing peliharaan) dan Panthera
tigris (Harimau). Ordo Pinnipedia contohnya Zalopus sp. (Anjing Laut).Ordo
Proboscidae contonya Elepas maximus (gajah).Ordo Sirenia contohnya Trichechus
sp. Ordo Perissodactyla contohnya Equus cabalus (Kuda).Tapirus
sp.(Tapir) dan Rhinoceros unicornis.Ordo Artiodactyla contohnya Hippopotamus
amphibious (kuda nil). Ordo Pecora contohnya Muntiacus muntjak
(kijang), Giraffa amelopordals (jerapah), Antilocarpa Americana, Bus
bubalus (kerbau) dan Anoa depresicornis (anoa) (Payne, 2000: 160).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A.
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada
hari Sabtu, tanggal 10 Mei 2014 pukul 15.30 - 17.30 WITA bertempat di
Laboratorium Pendidikan Unit Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Halu Oleo, Kendari.
B.
Alat dan Bahan
1.
Alat
Alat
yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Alat
yang Digunakan dalam Praktikum Kelas Mammalia
No.
|
Nama Alat
|
Kegunaan
|
1.
2.
3.
4.
|
Papan bedah
Pisau bedah
Jarum pentul
Pisau
|
Meletakkan kelinci (Oryctolagus
cuniculus) yang akan
diamati
Membedah kelinci (Oryctolagus
cuniculus) yang akan diamati
Menusuk kelinci
(Oryctolagus
cuniculus) yang diamati
pada papan bedah
Menyembelih kelinci (Oryctolagus
cuniculus)
|
2.
Bahan
Bahan
yang digunakan dalam praktikum ini, adalah sebagai berikut:
a.
Kelinci jantan (Oryctolagus
cuniculus)
b.
Kelinci Betina (Oryctolagus
cuniculus)
c.
Charta
3.
Prosedur Kerja
Prosedur
kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
a.
Pengamatan Secara
Morfologi
1.
Meletakkan bahan amatan
diatas papan bedah kemudian menggambar morfologi disertai keterangan
bagian-bagian yang utama.
2.
Mengamati bentuk gigi
dalam rongga mulut pada bahan amatan kemudian menggambar dan memberikan
keterangan pada masing-masing jenis gigi tersebut.
b.
Pengamatan pada bentuk
anatomi
1. Menyembelih
kelinci yang akan diamati
2.
Melepaskan semua bulu
pada kelinci tersebut.
3.
Memulai pembedahan pada
bagian anterior (dada) sampai ke bagian posterior (perut)
4.
Melepaskan otot-otot
atau daging yang melekat pada tulang
5.
Dengan hati-hati
menyayat bagian abdomen agar organ dalam tidak rusak.
6.
Menggambar bentuk
anatomi dan menuliskan bagian-bagiannya.
c.
Pengamatan pada sistem
organ
1.
Mengamati bentuk sistem
pencernaan dan menuliskan bagian-bagiannya.
2.
Mengamati bentuk sistem
pernapasan kemudian menggambar dan menulis bagian-bagiannya.
3.
Mengamati bentuk sistem
peredaran darah kemudian menggambar dan menuliskan bagian-bagiannya.
4.
Mengamati bentuk sistem
reproduksi dan menggambar serta menuliskan keterangannya.
5.
Mengamati bentuk sistem
ekskresi kemudian menggambar dan menuliskan bagian-bagiannya.
6.
Mengamati bentuk sistem
skeleton kemudian mengambar dan menuliskan bagian-bagiannya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Pengamatan Morfologi
a.
Pengamatan pada Kelinci (Oryctolagus
cuniculus)
1)
Kelinci jantan
|
Sumber:
internet
|
Keterangan:
1.
Kepala
2.
Mata
3.
Hidung
4.
Mulut
5.
Telinga
6.
Leher
7.
Ekor
8.
Badan
9.
Ekstremitas cranial
10.
Ekstremitas caudal
2) Kelinci
Betina
|
Sumber:
internet
|
Keterangan:
1.
Kepala
2.
Mata
3.
Hidung
4.
Mulut
5.
Telinga
6.
Leher
7.
Ekor
8.
Badan
9.
Ekstremitas cranial
10. Ekstremitas
caudal
Klasifikasi:
Kingdom :
Animalia
Phylum :
Chordata
Classis : Mamalia
Ordo : Logomorpha
Familia : Leporidae
Genus : Oryctolagus
Species : Oryctolagus cuniculus
( Jasin, 1984 : 322).
|
Sumber:
internet
|
Keterangan:
1.
Kepala
2.
Mata
3.
Hidung
4.
Mulut
5.
Telinga
6.
Leher
7.
Ekor
8.
Badan
9.
Ekstremitas cranial
10.
Ekstremitas caudal
Klasifikasi:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Mammalia
Ordo : Primata
Familia : Cercopithecidae
Genus : Macaca
Species : Macaca fascicularis
Phylum : Chordata
Classis : Mammalia
Ordo : Primata
Familia : Cercopithecidae
Genus : Macaca
Species : Macaca fascicularis
(Payne, 2000: 250).
|
Sumber:
internet
|
Keterangan:
1.
Kepala
2.
Mata
3.
Hidung
4.
Mulut
5.
Telinga
6.
Leher
7.
Ekor
8.
Badan
9.
Ekstremitas cranial
10. Ekstremitas
caudal
Klasifikasi:
Genus : Pongo
Species : Pongo pygmaeus
Species : Pongo pygmaeus
(Wilson, 2005: 183).
d. Pengamatan pada Sapi (Bos taurus)
|
Sumber:
internet
|
Keterangan:
1.
Kepala
2.
Mata
3.
Hidung
4.
Mulut
5.
Telinga
6.
Leher
7.
Ekor
8.
Badan
9.
Ekstremitas cranial
10. Ekstremitas
caudal
Klasifikasi:
(Brotowidjoyo,
1990: 242).
|
Sumber:
internet
|
Keterangan:
1.
Kepala
2.
Mata
3.
Hidung
4.
Mulut
5.
Telinga
6.
Leher
7.
Ekor
8.
Badan
9.
Ekstremitas cranial
10. Ekstremitas
caudal
Klasifikasi:
|
Sumber:
internet
|
Keterangan:
1.
Kepala
2.
Mata
3.
Hidung
4.
Mulut
5.
Telinga
6.
Leher
7.
Ekor
8.
Badan
9.
Ekstremitas cranial
10. Ekstremitas
caudal
Klasifikasi:
(Groves,
2005: 67)
|
Sumber:
internet
|
Keterangan:
1.
Kepala
2.
Mata
3.
Hidung
4.
Mulut
5.
Telinga
6.
Leher
7.
Ekor
8.
Badan
9.
Ekstremitas cranial
10. Ekstremitas
caudal
Klasifikasi:
(Soemiadji, 1994: 397)
|
Sumber:
internet
|
Keterangan:
1.
Kepala
2.
Mata
3.
Hidung
4.
Mulut
5.
Telinga
6.
Leher
7.
Ekor
8.
Badan
9.
Ekstremitas cranial
10. Ekstremitas
caudal
Klasifikasi:
(Cracraft, 1998: 139)
i.
Pengamatan pada Kelelawar (Pteropus vampires)
|
Sumber:
internet
|
Keterangan:
1.
Kepala
2.
Mata
3.
Hidung
4.
Mulut
5.
Telinga
6.
Leher
7.
Ekor
8.
Badan
9.
Ekstremitas cranial
10. Ekstremitas
caudal
Klasifikasi:
Species :
Pteropus
vampires
(Soemiadji,
1994: 394).
j.
Pengamatan
pada Rusa (Cervus unicolor)
|
Sumber:
internet
|
Keterangan:
1.
Kepala
2.
Mata
3.
Hidung
4.
Mulut
5.
Telinga
6.
Leher
7.
Ekor
8.
Badan
9.
Ekstremitas cranial
10. Ekstremitas
caudal
Klasifikasi:
Ordo : Artiodactyla
Familia : Cervidae
Genus : Cervus
Species : Cervus unicolor
(Soemiadji,
1994: 402)
k. Pengamatan pada Platypus (Ornithorhynchus anatinus)
|
Sumber:
internet
|
Keterangan:
1.
Kepala
2.
Mata
3.
Hidung
4.
Mulut
5.
Telinga
6.
Leher
7.
Ekor
8.
Badan
9.
Ekstremitas cranial
10. Ekstremitas
caudal
Klasifikasi:
Ordo : Monotremata
Famili : Ornithorhynchidae
Genus : Ornithorhynchus
Species :
Ornithorhynchus anatinus
(Soemiadji, 1994: 394)
2. Pengamatan Anatomi Sistem Organ Mamalia
1.
Sistem pencernaan
Keterangan:
1.
Mulut
2.
Esofagus
3.
Lambung
4.
Hati
5.
Kantung empedu
6.
Pankreas
7.
Usus halus
8.
Usus besar
9.
Anus
2.
Sistem Pernapasan
Keterangan:
1.
Faring
2.
Laring
3.
Trakea
4.
Broncus
5.
Pulmo
3.
Sistem Peredaran Darah
Keterangan:
1.
Aorta
2.
Arteri
3.
Atrium kanan
4.
Atrium kiri
5.
Vena cava caudal
6.
Vena cava Caudal
7.
Ventrikel kanan
8.
Ventrikel kiri
9.
Katub trikuspidalis
10. Katub
bikuspidalis
4.
Pengamatan pada sistem
Reproduksi
a.
Jantan
Keterangan:
1.
Testis
2.
Vas deferens
3.
Vesica urinaria
4.
Uretra
5.
Scrotum
6.
Gland penis
b.
Betina
Keterangan:
1.
Ovarium
2.
Infundibulum
3.
Vesica urinaria
4.
Uterus
5.
Oviduct
6.
Vagina
5.
Sistem Ekskresi
Keterangan:
1.
Ginjal metanefros
2.
Ureter
3.
Uretra
4.
Vesica urinaria
6.
Sistem Saraf
Keterangan:
1.
Bulbulus olfactori
2.
Cerebrum
3.
Hemisver cerebrum
4.
Medula oblongata
5.
Spinal nerve
7.
Pengamatan pada Sistem
Skeleton
a.
Rangka Kelinci
Keterangan:
1. Tengkorak 8. Radius
2. Rahang
atas 9. Tulang rusuk
3. Rahang
bawah 10. Ruas tulang belakang
4. Tulang
leher 11. Tulang
pubik
5. Humerus 12. Tulang
pangkal paha
6. Ulna 13.
Tulang ekor
7. Femur
b.
Rangka Kera
Keterangan:
1. Tengkorak 8. Radius
2. Rahang
atas 9. Tulang rusuk
3. Rahang
bawah 10. Ruas tulang belakang
4. Tulang
leher 11. Tulang
pubik
5. Humerus 12. Tulang
pangkal paha
6. Ulna 13.
Tulang ekor
7. Femur
c.
Rangka Harimau
Keterangan:
1. Tengkorak 7. Radius
2. Rahang
atas 8. Tulang rusuk
3. Rahang
bawah 9. Ruas tulang belakang
4. Tulang
leher 10. Tulang
pubik
5. Humerus 11. Tulang
pangkal paha
6. Ulna 12.
Tulang ekor
A.
Pembahasan
Vertebrata paling sempurna adalah dari
kelas mammalia dimana tingkat sel, jaringan maupun organ-organnya lebih
kompleks dibandingkan dengan kelas pisces, amphibia, reptilia maupun aves,
terkadang juga ada yang mengatakan bahwa asal mula mammalia adalah golongan
reptilia, hanya saja pada mammalia sudah mengalami perkembangan yang sangat
jauh. Mammalia merupakan tingkatan tertinggi pada kerajaan hewan. Hal ini
mengakibatkan segala proses yang dilakukan oleh mammalia lebih tinggi daripada
jenis animalia lainnya. Mulai dari sistem pencernaan, pernafasan, peredaran
darah, urogenital , hingga sistem sarafnya.
Mammalia memiliki ciri-ciri umum yaitu
tubuhnya ditutupi oleh rambut yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari
pengaruh panas maupun dingin, pada betina terdapat kelenjar mammae (glandula
mammae) yang berkembang dengan baik, diafragma yang menventilasi paru-paru,
mempunyai kantung amniotik, tubuh yang endoterm atau berdarah panas, bernafas
melalui paru-paru, mempunyai daun telinga, dan gigi umumnya terbagi menjadi
empat tipe yaitu gigi seri, gigi taring, gigi premolar, dan gigi molar.
Cara
reproduksi hewan pada kelas mammalia dibagi menjadi 3 Subkelas yaitu
Prototheria, Allotheria atau Eutheria (telah punah) dan Theria. Subkelas
Prototheria ini merupakan mammalia petelur yang dominan terdapat di Australia.
Subkelas ini hanya terdapat beberapa ordo yaitu ordo Monotremata. Ordo
Monotremata mempunyai tulang korakoid dan prekoraoid tetapi tidak punya daun
telinga, gigi hanya pada hewan muda, memiliki kloaka, penis hanya untuk jalan
sperma dan oviduk bermuara di kloaka. Hewan betina bertelur akan tetapi
menyusui dan jantan memiliki taji.
Kelinci (Oryctolagus
cuniculus) merupakan salah satu jenis dari hewan menyusui
(mammalia). populasi kelinci mudah ditemukan di seluruh penjuru dunia ini,
karena jumlahnya yang banyak. Secara umum kelinci dapat di kelompokan menjadi
dua kelompok besar yaitu kelinci bebas dan kelinci hias. Contoh kelinci bebas
atau liar ialah kelinci terwulu. Sedangkan kelinci hias contohnya kelinci
angora. Ekosistem yang banyak dihuni seperti padang rumput, hutan, semak
belukar. Kelinci mampu beradaptasi dengan padang pasir maupun daerah yang
basah. Kelinci tersebar di Eropa, India, Sumatra, Jepang, Amerika Utara dan
Afrika. Biasnya kelinci bersifat agresif untuk menjauhi ancaman disekitar
lingkungannya.
Kelinci dapat di bedakan
berdasarkan jenis bulunya, ada kelinci berbulu pendek, ada pula yang berbulu
panjang dengan warna agak kekuningan. Di habitat asalnya, warna tersebut akan
berubah menjadi ke abu-abuan ketika musim dingin tiba.
Kelinci
termasuk dalam ordo Lagomorpha yang merupakan hewan yang memiliki kaki muka yang lebih panjang dari
kaki belakang, berjari 5 dan bercakar, gigi seri dapat tumbuh terus. Ekornya
sangat tereduksi atau tidak ada sama sekali, gerakan hanya lateral, makanannya
adalah tumbuhan. Hanya memiliki satu familia yaitu Leporidae yang memiliki ciri
khas yaitu kaki belakang lebih panjang, telinga panjang dan ekornya pendek, dan
bersifat nocturnal.
Ciri morfologi kelinci (Oryctolagus
cuniculus) memiliki panjang
tubuh sekitar 260 - 400 mm. Oryctolagus cuniculus memiliki empat gigi seri (dua di atas dan dua di bawah) yang tumbuh
terus menerus sepanjang hidupnya, dan dua pasang gigi di bagian atas belakang
gigi seri. Kelinci mempunyai telinga panjang, kaki belakang besar dan pendek,
ekor berbulu halus. Kelinci bergerak dengan melompat-lompat menggunakan kaki
panjang dan belakang yang kuat. Untuk melakukan gerakan cepat, kaki belakang
kelinci memiliki padding bulu tebal untuk meredam shock saat melompat cepat.
Jari-jari kaki panjang dan berselaput untuk menjaga dari penyebaran selain
sebagai hewan pelompat. Mantel umumnya keabu-abuan, dengan hitam
dan cokelat (dan kadang-kadang merah). Bagian bawah tubuh adalah abu-abu pucat
dan bagian bawah ekor berwarna putih.
Hasil pengamatan
kelompok kami pada kelinci, pada bagian mulut terdapat lidah, Choone,
Custacius, glottis, keping palatinum dan esofagus, terdapat gigi depan
(insisivi), gigi premolare, gigi molare, labium mayor, dan labium minor. pada
bagian kepala terdapat Rima oris, eksternal nares, vivrisae, membrane nikitan,
palpebra interior, palpebra superior, dan pina auricular. anatomi bagian
tubuhnya mulai dari leher hingga ekor yaitu; terdapat trakea, laring, glottis,
kerongkongan, cor (jantung),
lambung (terbagi tiga bagian pars cardiae, pars fundus,pars pylorus)
pulmae, hepar (hati), empedu, pancreas, ginjal, paru-paru, colon acedence,
colon transversum, oviduct, lekuk pirenium, dan anus.
Sistem anatomi mammalia sebagian besar
memiliki struktur yang hampir sama yaitu terdapat organ-organ vital yang
meliputi hepar (hati), cor, ren (ginjal), vesica fellea, ventriculus,
intestinum tenue, intestinum crasum, dan vesica urinaria. Hepar mammalia
memiliki 5 lobi, 3 lobi hepar dexter dan 2 lobi hepar sinister. Cor terletak di
dekat pulmo dan pada posisi sebelah thorax bagian sinister. Vesica fellea dan
ventriculus terletak di caudal hepar. Intestinum merupakan saluran yang panjang
berbelit-belit dengan dindingnya yang sangat tebal dan mengandung fili-fili.
Intestinum terdiri atas dua macam yaitu intestinum tenue (usus halus) dan intestinum
crasum (usus besar). Intestinum crasum biasanya disebut caecum yang terdiri
dari incisurae (kolon naik), haustrae (kolon mendatar), dan taeniae (kolon
menurun). Proses ekskresinya yang berupa urine terdapat organ vesica urinaria.
Sistem pencernaan pada hewan mammalia
dibedakan menjadi dua yaitu Tractus digestivus (saluran pencernaan) dan
Glandula digestoria (kelenjar pencernaan). Tractus digestivus disusun oleh
cavum oris, lingua, faring, esofagus, ventrikulus, intestinum tenue, caecum,
intestinum crasum, dan anus. Hewan-hewan herbivora (pemakan rumput)
seperti domba, sapi, kerbau disebut sebagai hewan pemamah biak (ruminansia).
Sistem pencernaan makanan pada hewan ini lebih panjang dan kompleks. Makanan
hewan ini banyak mengandung selulosa yang sulit dicerna oleh hewan pada umumnya
sehingga sistem pencernaannya berbeda dengan sistem pencernaan hewan lain.
Perbedaan sistem pencernaan makanan pada
hewan ruminansia, tampak pada struktur gigi, yaitu terdapat geraham belakang
(molar) yang besar berfungsi untuk mengunyah rumput-rumputan yang sulit
dicerna. Selain itu, pada hewan ruminansia terdapat modifikasi lambung yang
dibedakan menjadi 4 bagian yaitu rumen (perut besar), retikulum (perut jala),
omasum (perut kitab) dan abomasum (perut masam). Dengan ukuran yang bervariasi
sesuai dengan umur dan makanan alamiahnya. Abomasum merupakan lambung yang
sesungguhnya pada hewan ruminansia.
Hewan herbivora seperti kuda, kelinci,
dan marmut tidak mempunyai struktur lambung seperti halnya pada sapi untuk
fermentasi selulosa. Proses fermentasi atau pembusukan yang dilakukan oleh
bakteri terjadi pada sekum yang banyak mengandung bakteri. Proses fermentasi
pada sekum tidak seefektif fermentasi yang terjadi di lambung. Akibatnya,
kotoran kuda, kelinci dan marmot menjadi lebih kasar karena pencernaan selulosa hanya terjadi satu kali yaitu pada sekum. Pada sapi, proses pencernaan terjadi dua kali, yaitu pada lambung dan sekum keduanya dilakukan oleh bakteri dan protozoa tertentu. Adanya bakteri selulotik pada lambung hewan pemamah biak merupakan bentuk simbiosis mutualisme yang dapat menghasilkan vitamin B serta asam amino. Selain itu, bakteri ini dapat ,menghasilkan gas metan (CH4), sehingga dapat dipakai dalam pembuatan biogas sebagai sumber energi altenatif.
kotoran kuda, kelinci dan marmot menjadi lebih kasar karena pencernaan selulosa hanya terjadi satu kali yaitu pada sekum. Pada sapi, proses pencernaan terjadi dua kali, yaitu pada lambung dan sekum keduanya dilakukan oleh bakteri dan protozoa tertentu. Adanya bakteri selulotik pada lambung hewan pemamah biak merupakan bentuk simbiosis mutualisme yang dapat menghasilkan vitamin B serta asam amino. Selain itu, bakteri ini dapat ,menghasilkan gas metan (CH4), sehingga dapat dipakai dalam pembuatan biogas sebagai sumber energi altenatif.
Sistem pernapasan pada hewan mammalia
terdiri dari cor, pulmo, bronchus, trachea, laring, glandula sublingualis,
glandula submandibularis, glandula parotis. Alur-alur hidung mengandung
tulang-tulang turbinal yang berkelok-kelok yang memperluas permukaan olfaktori.
Laring beratap sebuah epiglottis yang mengandung pita-pita suara. Dua paru-paru
masing-masing dalam ruang pleura yang terpisah. Fase aktif dalam pernapasan
adalah inspirasi yang diikuti oleh depresi (perataan) dari diafragma dan
elevasi dari tulang-tulang iga (dengan gerakan melengkung keluar). Udara masuk ke hidung (nares) terus melalui
mulut, selanjutnya melalui faring dan laring, kemudian masuk ke trakea,
bercabang menjadi bronchi yang berada dalam cavum throracalis. Tiap
bronchi bercabang lagi dalam pulmo menjadi bronchioli dan berakhir dengan
alveolus. Gelembung alveolus ini diliputi oleh pembuluh kapiler dan padanya
terjadi pertukaran zat O2 –CO2 sebagai respirasi luar
Sistem
sirkulasi, terdiri atas jantung terbungkus oleh kantung pericardium. yang
terdiri atas dua lembaran yakni lamina penistalis sebelah luar dan lamina
viceralis yang menempel pada dinding jantung sendiri. Jantung terbagi atas
empat ruang yakni atrium snistrum dan dextrum, ventriculum dextrum dan
sinistrum. Proses peredaran darah pada mammalia adalah
ventrikel kanan memompa darah ke paru-paru melalui arteri pulmonalis dan ketika
darah mengalir melalui hamparan kapiler paru-paru kanan dan kiri, darah
mengambil oksigen dan melepaskan karbondioksida. Darah yang kaya oksigen akan
kembali dari paru-paru melalui vena pulmoner ke atrium kiri jantung. Darah yang
kaya oksigen mengalir ke dalam ventrikel kiri, ketika ventrikel tersebut
membuka dan atrium berkontraksi. Selanjutnya, ventrikel kiri akan memompa darah
yang kaya oksigen keluar ke jaringan tubuh melalui sirkuit sistemik. Darah
meninggalkan ventrikel kiri melalui aorta yang mengirimkan darah ke arteri yang
menuju keseluruh tubuh. Cabang pertama dari aorta adalah arteri koroner yang
mengirimkan darah ke otot jantung itu sendiri. Kemudian ada juga cabang-cabang
yang menuju ke hamparan kapiler di kepala dan lengan (atau tungkai depan).
Aorta terus memanjang ke arah posterior, sambil mengalirkan darah yang kaya
oksigen ke arteri yang menuju ke hamparan kapiler di organ abdomen dan kaki
(tungkai belakang).
Sistem ekskresi pada
vertebrata melibatkan organ paru-paru, kulit, ginjal, dan hati. Namun yang
terpenting dari keempat organ tersebut adalah ginjal. Fungsi utama ginjal
adalah mengekskresikan zat-zat sisa metabolisme yang mengandung nitrogen
misalnya amonia. Amonia adalah hasil pemecahan protein dan bermacam-macam
garam, melalui proses deaminasi atau proses pembusukan mikroba dalam usus.
Selain itu, ginjal juga berfungsi mengeksresikan zat yang jumlahnya berlebihan,
misalnya vitamin yang larut dalam air, mempertahankan cairan ekstraselular
dengan jalan mengeluarkan air bila berlebihan, serta mempertahankan
keseimbangan asam dan basa. Sekresi dari ginjal berupa urin.
Mammalia
berkembang biak dengan cara melahirkan anak (vivipar). Proses pembuhannya
berlangsung di dalam tubuh induk betina (fertilisasi internal). Setelah
dilahirkan, anak hewan mammalia menyusu kepada induknya. Meskipun demikian, ada
beberapa jenis mammalia yang tidak melahirkan anaknya, tetapi bertelur.
Contohnya adalah platypus (Ornithorynchus anatinus). Mammalia jantan mempunyai sepasang testis yang
berfungsi untuk menghasilkan sperma. Sperma dikeluarkan melalui saluran sperma
yang disebut vas deferens dan untuk memasukkan sperma ke dalam tubuh hewan
betina digunakan penis.
Hewan mammalia betina mempunyai sepasang ovarium
yang berfungsi untuk menghasilkan sel telur atau ovum. Sel telur yang telah
dilepaskan dari ovarium (ovulasi) keluar melalui saluran telur dan akhirnya
sampai di uterus. Jika sel telur ini dibuahi oleh sperma, akan terbentuk zigot
yang akan tumbuh dan berkembang menjadi embrio. Namun tidak semua mammalia
memiliki kemampuan seperti ini. Setiap embrio memperoleh nutrisi dan oksigen
dari plasenta yang dihubungkan melalui tali pusat. Jika sudah tiba masa
lahirnya, embrio akan lepas dari uterus dan dikeluarkan melalui vagina.
Sistem saraf pada mammalia,
secara umum memiliki tingkat perkembangan yang lebih tinggi dari kelas lain.
Serebrum berukuran lebih besar jika dibandingkan keseluruhan bagian otak.
Serebellum juga berukuran lebih besar dan berlobus lateral 2 buah. Lobus
optikus ada 4 buah, setiap bagian lateralnya dibagi oleh alur transversal
menjadi lobus anterior dan posterior. Otak (Ensephalon) terdiri dari beberapa
bagian yang hampir sama dengan vertebrata yang lain, seperti prosensephalon,
lobus opticus, cerebellum dan medulla oblongata.
Skeleton sebagian besar
terdiri atas tulang keras dan tulang rawan pada permukaan sambungan – sambungan
dan pada bagian tertentu. Di samping tulang rawan terdapat tulang membran. Bagian
fasial terdapat nostril di sebelah
dorsal dan sepanjang orbital sampai tempat bola mata dan di sebelah ventral
terdapat plat dengan tepi tulang rahang atas yang mengandung gigi, di sebelah
luar orbital terdapat archus zygomaticus. Permukaan sebelah posterior terdapat
lubang foramen magnum. Rahang bawah mengandung gigi terdiri atas sebuah tulang
yang bersendi dengan tulang aquamosa pada kranium. Columna vertebralis tersusun sedemikian rupa sehingga
lentur, sebagai pendukung tubuh dan pelindung medulla spinalis (nerve cord).
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pengamatan dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan hal-hal
sebagai berikut:
1. Morfologi tubuh hewan
pada kelas Mammalia terbagi atas kepala, badan, dan leher dan anggota gerak
dengan cirri spesifiknya tubuh ditutupi oleh rambut dan pada hewan betina
terdapat kelenjar mammae.
2. Jantung hewan pada kelas
Mammalia memiliki 4 ruang yang memiliki sekat yang sempurna dan merupakan hewan
homoeterm.
3. Sistem organ hewan
pada kelas Mammalia terdiri dari organ pencernaan dari mulut sampai kloaka,
sistem pernapasan dengan paru-paru, sistem ekskresi dengan ginjal metanefros,
sistem sirkulasi dengan peredaran darah tertutup ganda, sistem genitalia jantan
dengan testis dan vas deferens dan genitalia betina dengan oviduk dan ovarium,
serta sistem skeleton.
B.
Saran
Saran yang dapat saya
ajukan dalam praktikum ini adalah sebaiknya alat-alat praktikum yang memiliki
peran penting disiapkan telebih dahulu agar pelaksanaan praktikum berlangsung
efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Alikodra, Soerianegara I. 1990. Pengelolaan
Satwa Liar Jilid I. Fakultas Kehutanan IPB. Bogor.
Brotowidjoyo, M. Djarubito. 1993. Zoologi Dasar. Erlangga. Jakarta.
Carters, V. W. 1978. Mammalia Darat Indonesia. Edisi Bahasa
Indonesia. PT. Intermasa. Jakarta.
Jenkins, B. 2002. Learning Mammalia. Dominant Publisher and
Distributors. New Delhi.
Maskoeri, Jasin.2012. Zoologi Vertebrata. Sinar
Wijaya. Surabaya.
Payne,
J., C.M. Francis, K. Phillipps, dan S.N. Kartikasari. 2000. Panduan Lapangan
Mammalia di Kalimantan, Sabah, Sarawak & Brunei Darussalam. The Sabah
Society, Wildlife Conservation Society-Indonesia Programme dan WWF Malaysia.
Suyanto, Agustinus. 2002. Mammalia di Taman Nasional Gunung
Halimun Jawa Barat.Biodiversity Conservation Project. Bogor.
Van ,
Derlzon,A.P.M.1979.Mammalia of Indonesia.Draft version UNDP/FAO National
Park Development Project: Bogor.
Veevers
dan Carter.1978.Mammalia Darat Indonesia,Edisi Bahasa Indonesia. PT.
Intermasa. Jakarta.